TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, mendesak Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri membebaskan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dari tekanan elite politik. Menurut dia, Mega perlu menindak tegas para kader partai yang menjadi parasit.
"Bu Mega perlu menginstruksikan dengan tegas para kader agar menjaga komitmen," kata Andrinof melalui pesan pendek yang dikirim kepada Tempo, Jumat, 21 Februari 2014. Dia mengatakan kader yang mempunyai pengaruh terhadap pejabat daerah harus mendukung pemerintahan yang bersih dan berpihak pada kepentingan publik.
Andrinof mengatakan saat ini PDI Perjuangan beruntung karena mempunyai beberapa kepala daerah yg bagus di daerah-daerah strategis, seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Kota Surabaya. Kepala daerah dari PDI Perjuangan, kata dia, harus bebas dari parasit yang mengganggu, baik dari luar maupun sesama kader partai. (Baca: Risma Terpilih Sebagai Wali Kota Terbaik Dunia)
"Kader partai harus menunjukkan dukungan nyata terhadap rekannya yang sedang mendapat amanah dari rakyat menjadi kepala daerah," ujarnya.
Instruksi Megawati saat ini sangatlah diperlukan agar oknum-oknum partai yang masih ingin berperilaku seperti parasit bisa berubah. (Baca: Kasus Risma Bisa Gembosi PDIP)
Memimpin Kota Surabaya sejak Oktober 2010, Risma kini mendapat tekanan sejumlah kekuatan politik di ibu kota Provinsi Jawa Timur. Salah satu tekanan justru datang dari PDI Perjuangan yang mengajukannya sebagai calon wali kota, tiga tahun silam.
Partai ini menyorongkan Whisnu Sakti Buana, Ketua PDI Perjuangan Surabaya, sebagai wakil wali kota pengganti tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Risma. Sebagai Wakil Ketua DPRD, Wisnu dulunya pernah mengupayakan pemakzulan terhadap Risma.
SUNDARI
Terpopuler:
Penemuan Alat Sadap di Rumah Jokowi 3 Bulan Lalu
Alat Sadap Jokowi Buatan Luar Negeri
Risma Ingin Sekali Ketemu Mega, Tapi Tak Berani