TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan yang membuat jabatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terancam ternyata bukan yang pertama kali ia alami. Dua tahun lalu, menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, sempat ada rencana pemakzulan Risma. (Baca: Risma: SBY Berniat Bantu Mencari Solusi)
Saat itu Gamawan langsung bertolak ke Surabaya untuk menyelesaikan polemik tersebut. "Saya ketemu dengan DPRD, Gubernur Jawa Timur, dan Bu Risma sendiri di sana," ujar Gamawan di kantornya, Jumat, 21 Februari 2014.
Setelah berbicara dengan berbagai pihak, pemakzulan tersebut urung dilakukan. Gamawan sendiri tidak menyebut secara jelas apa alasan pemakzulan itu. "Macam-macamlah alasannya," ujar Gamawan.
Untuk itu, Gamawan mengharapkan Risma tidak mundur. Pekan lalu, Gamawan mengundang Risma ke rumah dinasnya untuk membicarakan masalah ini.
Dalam pertemuan tersebut, Gamawan mengklaim telah memaparkan kepada Risma harapan masyarakat Surabaya atas kepemimpinannya. Ia juga memaparkan jika keputusan mundur diambil, kerugian justru dialami Risma dan masyarakat Surabaya. (Baca: Gamawan Pernah Minta Risma tak Mundur)
Kemunduran Risma ditengarai berhubungan dengan terpilihnya Whisnu Buana Sakti sebagai Wakil Wali Kota Surabaya. Risma dikabarkan tak cocok dengan pengganti Bambang Dwi Hartono tersebut. Proses pemilihan Whisnu juga dianggap menyalahi prosedur dan sarat politik uang.
TIKA PRIMANDARI
Terpopuler:
Penemuan Alat Sadap di Rumah Jokowi 3 Bulan Lalu
Alat Sadap Jokowi Buatan Luar Negeri
Risma Ingin Sekali Ketemu Mega, Tapi Tak Berani
Akil Pertanyakan Tiadanya Nama Mahfud Md