TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Gumay mengatakan pengoperasian Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, terhambat oleh pembangunan terminal di dalam Bandara. "Kertajati terhambat pembangunan terminal. Sekarang ini tergantung pemerintah daerah, karena untuk membangun terminal, anggarannya di pemda," katanya di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat, 21 Februari 2014. (Baca juga: Bandara Husein Sastranegara Diperluas Juli Nanti)
Menurut dia, tanggung jawab Kementerian Perhubungan adalah dalam pembangunan lintasan pesawat terbang (runway). Ia mengatakan pembangunan runway bisa selesai tahun depan. "Kalau dia bisa bangun terminal lebih cepat, ya, bagus. Karena yang jadi masalah pembangunan terminal. Runway tahun depan bisa jadi," katanya.
Kementerian Perhubungan, kata Herry, tahun ini menargetkan pengoperasian 12 bandar udara baru di seluruh Indonesia. Beberapa bandara yang akan diresmikan adalah bandara di Tual, Mamasa, dan Soloaki. (Lihat juga: SBY Minta Proyek Bandara Majalengka Diwujudkan)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kementerian Perhubungan segera memulai pengerjaan Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Ia mengaku telah menerima laporan ihwal proses pembangunan bandara itu ketika berkunjung ke daerah tersebut beberapa hari lalu. (Berita lain: Bandara Karawang Akan Ditawarkan ke Asing)
Menurut Presiden, pemerintah menargetkan pembangunan Bandara Kertajati selesai pada 2018. Adapun rencana pembangunan Bandara Kertajati dicetuskan pada 2011. Bandara senilai Rp 8,3 triliun tersebut dibuat untuk mengatasi peningkatan jumlah penumpang di Jawa Barat.
ANANDA TERESIA
Terpopuler :
Jan Koum WhatsApp, dari Miskin Jadi Triliuner (1)
Lamar ke Facebook, Jan Koum WhatsApp Ditolak (3)
Kisah Jan Koum Mendongkrak WhatsApp (4)
Jan Koum WhatsApp, Tukang Sapu Jadi Triliuner (2)
Melemah 47 Poin, Volatilitas Rupiah Tinggi