Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beli WhatsApp, Facebook Mulai Putus Asa?  

image-gnews
Mark Zuckerberg. AP/Alexander Zemlianichenko
Mark Zuckerberg. AP/Alexander Zemlianichenko
Iklan

TEMPO.CO, CALIFORNIA -- Analis lembaga riset Enderle Group, Rob Enderle, mengatakan Facebook Inc tidak menunjukkan praktek manajemen yang baik saat mengakuisisi perusahaan penyedia aplikasi chatting, Whatsapp Inc. Menurut dia, nilai akuisisi US$ 19 miliar (Rp 221,9 triliun) sangat berlebihan. "Ini hal yang sangat gila, Facebook melakukannya karena mereka putus asa," kata dia kepada CNBC, Kamis 17 Februari 2014.

Enderle menduga Facebook mau membayar mahal untuk menguasai Whatsapp karena takut ditinggalkan pengguna. Hal ini dinilai berlebihan, mengingat Facebook memiliki lebih dari 1 miliar pengguna. Ini jauh lebih besar ketimbang perusahaan media sosial lain dengan jumlah pengguna paling banyak 500 juta orang. Lagipula, kata Enderle, akuisisi WhatsApp tidak akan menambah jumlah pengguna Facebook secara signifikan. "Cara terbaik menambah pengguna adalah menambahkan hal baru di situsnya," ujar dia.

Tapi Enderle menghargai transaksi Facebook-Whatsapp sebagai bagian dari strategi perusahaan. Strategi yang tidak biasa, kata dia, lazim dilakukan perusahaan yang besar di era dotcom.

Senada dengan Enderle, analis dari Morningstar, Rick Summer, menilai akuisisi menunjukkan kelemahan Facebook dan perusahaan media sosial lainnya dalam mendongkrak pertumbuhan bisnis. Dalam jangka pendek, investor di pasar modal mungkin melihat akuisisi ini sebagai strategi yang menarik dan menguntungkan. Namun, pandangan ini akan menjadi bumerang jika target pertumbuhan pasca-akuisisi tidak tercapai.(baca:CEO Facebook dan WhatsApp Sama-sama Senang)

Facebook mengumumkan telah mengakuisisi Whatsapp dengan bayaran saham dan uang tunai. Pada tahap awal, Facebook merogoh uang tunai US$ 4 miliar dan memberikan saham senilai US$ 16 miliar untuk Whatsapp. Adapun sisa US$ 3 miliar diberikan dalam bentuk saham bagi pendiri Whatsapp. Ini adalah transaksi terbesar yang pernah dilakukan Facebook. 

Melalui transaksi ini, Facebook ibarat membeli setiap pengguna Whatsapp. Jika dihitung dengan nilai uang, ongkos yang harus dikeluarkan Facebook sebesar US$ 42 per orang. Angka ini lebih besar ketimbang akuisisi Instagram yang dilakukan Facebook beberapa tahun lalu, dengan ongkos US$ 33 per orang.

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, mengatakan tujuan dari akusisi Whatsapp adalah menambah jumlah pengguna serta menghubungkan semakin banyak orang di dunia. Zuckerberg pun berjanji tidak akan memasang iklan di Whatsapp. Padahal, selama ini iklan menjadi sumber pendapatan utama Facebook. "Strategi eksplisit kami beberapa tahun berikutnya adalah meningkatkan jumlah pengguna," demikian kata Zuckerberg, seperti dikutip dari Tech Crunch.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senada dengan "bos" barunya, Kepala Eksekutif Whatsapp, Jan Koum, mengatakan aplikasi buatannya tidak akan dipasangi iklan, game, atau gimmick pemasaran lainnya. Menurut Koum, kesederhanaan adalah ciri khas yang diunggulkan Whatsapp untuk bersaing dalam pasar aplikasi chatting. "Jika Anda ingin bermain game, ada banyak situs dan perusahaan hebat yang menciptakannya," ujar dia.(baca:Facebook Dekati WhatsApp Sejak Dua Tahun Lalu)

Terbukti, jumlah pengguna WhatsApp mampu bertumbuh hingga 30 juta dalam sebulan, dari Desember 2013 hingga Januari 2014. Saat ini, Whatsapp memiliki 430 juta pengguna. Dalam sehari, ada 50 miliar pesan yang terkirim melalui layanan ini, bersaing ketat dengan pesan pendek (short message services/SMS) yang digunakan banyak operator seluler di dunia.

Analis dari eMarketer, Cathy Boyle, mengatakan Facebook membidik Whatsapp karena populer di kalangan remaja. Kelebihan lain dari Whatsapp, kata Boyle, adalah kemampuannya dalam menembus batas-batas wilayah geografis dan berbagai zona ekonomi di seluruh dunia. "Whatsapp memiliki kemampuan penetrasi yang hebat dibanding Facebook," kata dia.

FERY FIRMANSYAH | SATWIKA MOVEMENTI | AYU PRIMA SANDI |

Berita Terkait:
CEO Facebook dan WhatsApp Sama-sama Senang
Facebook Janji Tak Pasang Iklan di WhatsApp
CEO WhatsApp: Kami Tidak Akan Berubah
Facebook Dekati WhatsApp Sejak Dua Tahun Lalu


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

12 jam lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.


Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

15 jam lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.


Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

3 hari lalu

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

3 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

4 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

6 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

6 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

7 hari lalu

Bos Apple Tim Cook bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 April 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

9 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.