TEMPO.CO, Bangkok - Ribuan petani Thailand mengancam akan menduduki bandara utama Bangkok dengan traktor mereka pada hari Jumat. Langkah ini merupakan bentuk aksi protes mereka atas skema subsidi beras Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Program beras merupakan salah satu kebijakan populis yang dipelopori oleh Thaksin Shinawatra, miliarder yang juga kakak Yingluck. Thaksin kini hidup dalam pengasingan di luar negeri, sedangkan Yingluck selama beberapa bulan ini direpotkan oleh aksi pendudukan Bangkok oleh kubu oposisi. Aksi tersebut dibubarkan pekan ini dengan kekerasan.
Tak jelas untuk berapa lama para petani ini akan berada di Bangkok. Umumnya, mereka datang dari pedesaan di luar Bangkok, antara lain dari Provinsi Ang Thong.
"Kami belum memutuskan akan mendirikan tenda di mana. Namun yang pasti kami tak akan meninggalkan Bangkok sebelum setiap butir beras yang kami jual dibayar penuh oleh pemerintah," kata aktivis petani yang juga mantan anggota parlemen, Chada Thaiseth.
Program beras sangat penting untuk warga di wilayah yang menjadi basis pendukung Yingluck di Utara dan Timur Laut Thailand. Subsidi beras ini termasuk yang mengantar Yingluck menuju kursi perdana menteri pada 2011.
Namun belakangan, skema tersebut ditengarai beraroma korupsi dan kerugian untuk pembayar pajak. Diperkirakan nilainya mencapai 200 miliar baht (US$ 6 miliar) per tahun. Inilah antara lain yang memicu rakyat turun ke jalan dan menuntut pengunduran diri Yingluck.
Dia dan pemerintahannya sedang diselidiki oleh panel antikorupsi untuk dugaan penyimpangan dalam skema subsidi ini.
REUTERS | TRIP B
Baca Juga
CEO Facebook dan WhatsApp Sama-sama Senang
Facebook Janji Tak Pasang Iklan di WhatsApp
CEO WhatsApp: Kami Tidak Akan Berubah