TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan kekisruhan yang tengah dihadapi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani berpotensi menurunkan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. “Kalau tidak segera dikelola oleh elite PDI Perjuangan, jelas ini akan merugikan,” katanya ketika dihubungi, Jumat, 21 Februari 2014.
Menurut Ari, saat ini publik belum mengetahui dengan pasti apa yang tengah dihadapi Risma. Selama ini, Risma hanya menyatakan ada tekanan terhadap dirinya, tapi tidak menyampaikan secara terbuka pihak yang menekannya. “Publik mungkin akan bertanya siapa sebenarnya yang menekan dan dalam benak publik itu bisa saja dari PDIP.”
PDIP, kata Ari, harus lebih aktif menunjukkan dukungan terhadap Risma. Apalagi saat ini popularitas Risma terus naik dan menjadi perhatian publik. “Bila PDIP tak segera turun, polemik Risma ini bisa saja dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menjatuhkan PDIP,” ujarnya.
Risma kini menghadapi tekanan politik pasca-dilantiknya politikus PDIP, Whisnu Sakti Buana, sebagai Wakil Wali Kota Surabaya. Whisnu diketahui sebagai orang yang tak sejalan dengan Risma. Pada 2010, Whisnu--ketika itu menjadi anggota parlemen Surabaya--memotori pengajuan hak interpelasi terhadap Risma. Whisnu juga disebut mendorong proyek tol dalam kota yang berulang kali ditolak Risma.
Kekisruhan Risma dengan Whisnu menarik perhatian publik. Sejumlah orang melakukan aksi menyatakan dukungan meraka untuk Risma di Surabaya. Di Twitter, dukungan terhadap Risma disampaikan dengan kode #SaveRisma. (baca: Demo Simpatisan, Risma: Aku Enggak Ikut-ikut).
Ketua PDIP Djarot Saiful Hidajat mengatakan partainya terbuka terhadap keinginan Risma untuk menyampaikan permasalahannya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia memastikan PDIP akan berada di belakang Risma ketika membuat kebijakan terkait Kota Surabaya. Risma sebelumnya mengatakan ingin bertemu Megawati tapi sungkan.
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler
Kiai Minta Risma Bertahan Supaya Dolly Bisa Tutup
Emoh Didikte, Indonesia Rancang 10 Senjata Sendiri
Kisruh Sadap, DPR Panggil Telkomsel dan Indosat