TEMPO.CO , Kediri - Meski status Gunung Kelud sudah turun menjadi Siaga, masih ada ribuan pengungi yang tidak bisa pulang ke rumah. Mereka menunggu perbaikan rumah dari pemerintah yang hancur akibat diterjang batu. (baca: Status Kelud Siaga, Pengungsi Boleh Pulang)
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengatakan saat ini masih ada sekitar 3.300 warga yang bermukim di pengungsian. Mereka berada di wilayah Kecamatan Puncu dan Kepung. "Rumah mereka hancur karena berdekatan dengan Kelud," kata Edhi, Jumat, 21 Februari 2014.
Saat ini pemerintah masih berusaha membangun dan memperbaiki rumah-rumah mereka agar cepat bisa ditempati. Sejumlah bahan bangunan seperti genting, batu bata, dan semen sudah dikirimkan ke lokasi. Dipastikan biaya perbaikan rumah tersebut mencapai lebih dari Rp 1 miliar. (baca: Letusan Kelud Bobol Kubah Lava)
Menurut Edhi, kerusakan rumah di kawasan ini karena terlempar batu vulkanik sebesar genggaman tangan orang dewasa. Selain melobangi seluruh atap rumah, sebagian rumah bahkan rata dengan tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah Masykuri menjamin pemenuhan kebutuhan warga selama di pengungsian. Pemerintah juga akan mengembalikan bangunan penduduk seperti sedia kala. "Selain anggaran kita, dukungan pemerintah pusat juga ada," katanya.
Bahkan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah bulan Agustus mendatang, pemerintah akan mengajukan dana penanggulangan bencana kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebesar Rp 50 Milyar. Anggaran tersebut diperkirakan mencukupi program pemulihan bencana, termasuk sektor pariwisata Kelud yang rusak.
HARI TRI WASONO