TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Asrorun Ni'am mengatakan, anak pembantu yang disiksa oleh Mutiara Situmorang, istri pensiunan jenderal Mangese Situmorang dalam kondisi tak baik. Menurut dia, anak yang berusia dua bulan itu menderita benjolan di kening bagian atas yang terus membesar.
"Bayi itu dulunya lahir dalam kondisi prematur," kata Ni'am ketika dihubungi, Jumat, 21 Februari 2014. Bayi ini adalah anak dari salah satu pembantu rumah tangga yang sudah bekerja slama 4 bulan. Ada pengakuan, kata Ni'am, ibu dari anak ini juga mengalami tindak kekerasan. (baca: Lagi, 3 Pembantu Dievakuasi dari Rumah Jenderal)
Ni'am mengatakan bayi yang dievakuasi dari rumah pelaku harus segera memperoleh penanganan medis. Setelah didesak oleh Komisi Perlindungan, katanya, Dinas Kesehatan langsung memberi penanganan terhadap bayi tersebut hari ini.
Ni'am mengatakan Mutiara juga mempekerjakan beberapa anak dibawah umur. Anak yang bernama F, sudah empat bulan berkerja tanpa gaji. Setelah kasus ini mencuat, F baru diberi gaji sebesar Rp 620.000 dikali empat bulan. Ni'am mengatakan F dan beberapa anak di bawah umum dipekerjakan melalui makelar bernama Butet dari daerah Pulogadung, Jakarta Timur.
Mutiara dilaporkan ke Polres Bogor oleh pembantunya, YL (17), atas dugaan penganiayaan. Mutiara adalah seorang istri dari Purnawirawan polisi berpangkat Brigadir Jenderal. Pasangan suami-istri ini mempekerjakan 16 orang asisten rumah tangga. Para pekerja rumah tangga ini sering tak diberi makan jika menurut sang nyonya melakukan kesalahan. Gaji para pekerja juga tak dibayar.
Victor W. Nadapdap, juru bicara keluarga Brigadir Jenderal (Purn) Mangase Situmorang, menegaskan tidak pernah terjadi penyekapan dan penganiayaan terhadap Yuliani, 17 tahun, dan belasan pembantu rumah tangga (PRT) lainnya yang dilakukan oleh pemilik rumah. "Saya tegaskan kembali, tidak ada penganiayaan terhadap Yuli. Namun hak Yuli untuk membuat laporan ke Polres Bogor Kota terkait itu, dan saat ini prosesnya sedang berjalan," kata Victor kepada wartawan, Kamis malam, 21 Februari 2014.
SUNDARI
Terkait:
PRT Disiksa di Rumah Jenderal, Human Trafficking?
Dua PRT Masih Berada di Rumah Jenderal
Kasus Penganiayaan oleh Istri Jenderal, 12 Saksi Diperiksa