TEMPO.CO, Bandung - Bank Indonesia menyatakan terus waspada. "Jalan masih terjal dan berbatu," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, dalam pelatihan wartawan bertema "Penguatan Tugas Bank Indonesia di Bidang Moneter Pasca Otoritas Jasa Keuangan (OJK)", Sabtu, 22 Februari 2014.
Ia menjelaskan, kebijakan Bank Indonesia tahun ini tetap fokus untuk menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran. Juda mengungkapkan, di bidang moneter, kebijakan diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasaran dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat. (Baca juga : RI tak lagi Masuk Fragile Five, Apa Sebabnya?)
"Melalui kebijakan suku bunga dan stabilitasi nilai tukar sesuai fundamentalnya," ujarnya. Juda menuturkan, proses pendalaman pasar uang dan valas juga akan terus dilakukan untuk meredam ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu di bidang makroprudensial, Bank Indonesia memiliki kebijakan untuk memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta mengendalikan kredit dan likuiditas agar sejalan pengelolaan stabilitas makroekonomi. Pada bidang sistem pembayaran, kata Juda, kebijakan diambil untuk mengembangkan industri sistem pembayaran domestik yang lebih efisien. (Lihat juga : Atasi Kemiskinan, Kuncinya Ketahanan Pangan)
Ia menyebut semua kebijakan itu akan diperkuat melalui koordinasi dengan pemerintah. "Termasuk untuk mengendalikan harga pangan," ujar Juda.
Lebih lanjut, ia menuturkan, tahun ini Bank Indonesia berkomitmen memperdalam pasar keuangan. "Di Bank Indonesia sudah dibentuk task force (gugus tugas) pengembangan pasar keuangan, sudah berkoordinasi dengan OJK," kata dia.
MARIA YUNIAR
Terpopuler :
Bandara Kertajati Terganjal Pembangunan Terminal
Trik Jokowi Menggaet Foxconn
Indosat Klaim Sudah Antisipasi Penyadapan
Indosat Yakin Ancaman Tifatul Tak Terbukti
Konflik Perebutan Air Baku Akan Semakin Terbuka