TEMPO.CO , Jakarta - Jejaring sosial Facebook telah membeli aplikasi bertukar pesan atau messaging mobile, Whatsapp. Mantan manajer senior Facebook sekaligus pendiri Path, Dave Morin, melihat akuisisi itu sebagai hal yang bagus. Ketika Tempo melakukan wawancara jarak jauh, melalui jejaring Skype, Morin menyatakan pembalian Whatsapp itu merupakan bukti nyata bila keberadaan jejaring sosial dan layanan berkirim pesan, terutama secara mobile, telah diakui. (Baca juga : Investasi di Path, Bakrie Gunakan Kas Internal)
"Pengguna aplikasi Whatsapp lebih banyak dari negara di luar Amerika," kata Morin, Jumat, 21 Februari 2014. "Dan saya berpikir akuisisi itu benar-benar suatu pengakuan akan keberadaan jejaring sosial mobile."
Morin sendiri belum terpikir untuk menjual Path ke perusahaan lain, seperti Facebook. Alasannya, ia bermimpi memiliki perusahaan yang berumur panjang dan mandiri. Karena itu, Morin hanya memberikan peluang bagi investor untuk membeli saham Path. Namun tidak untuk mengakuisisinya. "Prioritas Path, terus memberikan pelayanan kepada para pengguna," ujar dia. (Lihat juga : Wawancara Dave Morin: Bakrie Tak Memiliki Path)
Kamis lalu, perusahaan Mark Zuckerberg membeli karya cipta Jan Koum dan Bryan Acton senilai US$ 19 miliar. Jika ditukar ke dalam rupiah hari ini, akuisisi tersebut setara Rp 223 triliun. Angka besar itu bakal dibagi ke dalam tiga bentuk pembayaran: US$ 4 miliar secara tunai; US$12 miliar berbentuk saham di Facebook; dan US$ 3 miliar akan diberikan kepada pemilik dan karyawan peluncur WhatsApp. (Berita terkait : Cara Path Bersaing dengan Jejaring Sosial Lain)
Menurut analis analis eMarketer, Debra Aho Williamson, di situs ABC News, pembelian Whatsapp ini merupakan transaksi terbesar di dunia jejaring sosial. "Ini menjadi kesepakatan terbesar, dibandingkan yang pernah dibuat Google dengan Motorola Mobility dan Microsoft dengan Skype, bahkan Apple."
CORNILA DESYANA
Terpopuler :
Bandara Kertajati Terganjal Pembangunan Terminal
Sembilan Perusahaan Kantongi Izin Ekspor Mineral
RI tak lagi Masuk Fragile Five, Apa Sebabnya?
Konflik Perebutan Air Baku Akan Semakin Terbuka
Indonesia Jajaki Kerjasama Ekonomi Negara MINT