TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Logistik Komisi Pemilihan Umum, Boradi, mengatakan proses produksi tinta sidik jari untuk Pemilihan Umum 2014 hampir rampung. "Tinggal Provinsi Banten saja yang belum selesai," kata Boradi saat ditemui di kantornya, Senin, 24 Februari 2014.
Produksi tinta pemilu sudah dimulai sejak awal Februari lalu dan diperkirakan kelar pada 28 Februari. Total tinta yang dibutuhkan yakni 1.091.556 botol untuk 545.778 tempat pemungutan suara (TPS). Setiap TPS bakal mendapat jatah dua botol tinta berisi cairan berwarna hitam berukuran 30 cc.
Untuk memproduksi jutaan botol tinta ini, KPU telah merogoh duit dari pos pengadaan logistik sejumlah Rp 16,27 miliar. Pemenang tender pengadaan tinta sidik jari pemilu adalah CV Tridaya Pratama, PT Intimas Wisesa, dan PT Tintamas Tirta Surya.
Kualitas produksi tinta ini sempat mendapat sorotan karena terdeteksi mudah pudar. Komisi Pemerintahan DPR pun sampai mempertanyakan keseriusan KPU dalam memproduksi tinta hitam tersebut. Berdasarkan temuan Badan Pengawas Pemilu, kualitas tinta sidik jari yang diproduksi perusahaan pemenang tender tak sesuai dengan standar karena bisa memudar dalam dua jam.
Tapi temuan ini dibantah Ketua KPU Husni Kamil Manik. Ia menyebutkan tinta tersebut bisa bertahan hingga tiga hari.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita Terpopuler
Pengamanan Jokowi, Pengawal Banyak Tak Berseragam
Apartemen Dulu, Lalu Monorel di Bekasi
Penganiayaan Pembantu, Istri Jenderal Diperiksa Senin