TEMPO.CO, Jakarta - Rilis data-data indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kurang memuaskan membuat dolar kembali tertekan di pasar uang.
Hingga pukul 11.15 WIB, dolar AS kembali melemah terhadap kurs regional, di antaranya rupiah, yen, won, dolar Hong Kong, dan dolar Taiwan.
Rupiah menguat 0,2 persen ke level 11.641 per dolar AS, yen menguat ke level 102,34 per dolar, dan won terapresiasi 0,38 persen ke level 1.068,76 per dolar AS.
Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan dolar mengalami tekanan akibat data keyakinan konsumen di Amerika bulan Februari yang turun di luar dugaan ke level 78,1 dari sebelumnya 79,4. "Pasar keuangan di AS merespons negatif berita tersebut," ujarnya.
Kepercayaan investor terhadap dolar juga luntur akibat data lainnya, yaitu harga rumah di AS yang melambat sepanjang 2013. Ini mengindikasikan pasar perumahan sedang memasuki fase yang baru.
Sektor perumahan dianggap sebagai sinyal awal dari pertumbuhan ekonomi ke depan yang biasanya menjadi faktor penentu leading economic indicators (LEI). "Melambatnya harga rumah ini kemungkinan lebih disebabkan permintaan yang berkurang dibandingkan suplai yang berlebih," ujar Lana.
Di sisi lain, melambatnya permintaan dikhawatirkan sebagai indikasi mulai mahalnya biaya pinjaman (mortgage rate) di AS. Hari ini, rupiah diperkirakan bergerak di 11.600-11.800 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR
Berita lain:
Rupiah Berpeluang Menguat
IHSG Masih Ditekan Aksi Ambil Untung
Pelaku Usaha Jasa Keuangan Diminta Edukasi Publik
Angka Pengapalan Perangkat Android di Indonesia Turun