TEMPO.CO, Surabaya - Setelah anoa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) mati, pada hari yang sama, Rabu, 26 Februari 2014, satwa unta juga ditemukan mati. Seperti halnya anoa, unta jantan yang mati termasuk kategori satwa tua dan sakit.
"Sakit kembung dan memang sudah tua," kata Kepala Hubungan Masyarakat Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Agus Supangkat, saat dihubungi Tempo, Kamis, 27 Februari 2014.
Menurut hasil otopsi sementara, ditemukan banyak tumpukan gas dan sisa makanan di lambung unta itu. Estem, nama unta tersebut, ditemukan mati di kandangnya oleh petugas keamanan yang sedang berpatroli pada pukul 21.30.
Agus mengatakan dalam kematian unta 24 tahun itu tidak ditemukan adanya indikasi kejanggalan. Karena itu, PDTS KBS tak melibatkan kepolisian untuk menangani kematian unta berpunuk satu itu. "Estem tergolong satwa yang memprihatinkan sebelum PDTS masuk," ujarnya.
Saat ini, koleksi unta berpunuk satu di KBS tersisa tujuh ekor, yang terdiri atas dua jantan dan lima betina. Kematian unta ini menambah daftar panjang satwa yang mati di KBS belakangan ini.
Dalam dua bulan terakhir, ada sebelas satwa yang mati di Kebun Binatang Surabaya, yakni singa Afrika, gnu Afrika, kambing gunung, rusa bawean, komodo, harimau putih, rusa, babon, nilgai, anoa, dan unta. Mayoritas dinyatakan mati dalam keadaan kondisi yang wajar.
DEWI SUCI RAHAYU
Terpopuler:
Bhatoegana Sangkal Terima Duit, Jaksa Akhirnya Putar Rekaman
Ketika Sutan Bhatoegana Saling Bantah dengan Rudi
Bhatoegana Bisa Dihukum Lebih Berat jika Berbohong
Apa Kelemahan Timnas U19 Selama Tur Nusantara?