TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,16 triliun per 26 Februari 2014. Sekertaris Perusahaan Wijaya Karya, Natal Argawan mengatakan angka menyumbang 12,23 persen dari target kontrak baru tahun ini. “Kontrak baru di 2014 kami targetkan Rp 25,83 triliun belum termasuk carry over 2013,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis 27 Februari 2014.
Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga Februari 2014 antara lain, proyek terminal bahan bakar minyak, Pulau Sambu, Kepulauan Riau senilai Rp 573,09 miliar. Kemudian proyek penimbunan gasoline Tanjung Uban, Kepulauan Raiu senilai Rp 445,31 miliar. Selain itu ada juga proyek pengadaan jasa pembangunan infrastruktur dan gedung baru Institut Teknologi Bandung, Rp 178,66 miliar. Proyek konstruksi fisik rumah sakit umum daerah Jakarta Selatan Rp 188,28 miliar, dan proyek pembangunan gedung kuliah Universitas Telkom di Bandung Rp 110,22 miliar. (Baca juga : Saham-saham Pencetak Laba)
Baca Juga:
Wijaya Karya juga menargetkan penjualan (termasuk penjualan proyek joint operations) sebesar Rp 18,93 triliun atau naik 25,71 persen tahun ini dari sebesar Rp 15,059 triliun di 2013. Sementara itu, laba bersih di 2014 ditargetkan sebesar Rp 678,65 miliar atau naik sebesar 22,27 persen dari 2013 sebesar Rp 570 miliar.
Untuk belanja modal tahun ini, Wijaya Karya menganggarkan Rp 1,99 triliun atau naik 11,8 persen dibandingkan dengan 2013 sebesar Rp 1,78 triliun. Belanja modal itu terdiri dari belanja modal perusahaan induk Induk Rp 984 miliar dan belanja modal anak perusahaan sebesar Rp 1,01 triliun. (Lihat juga : Wika Raih Kontrak Rp 2,8 Triliun dari Pertamina EP)
Komposisi belanja modal induk terdiri dari pengembangan usaha sebesar Rp 362,7 miliar, akuisisi dan penyertaan sebesar Rp 304,2 miliar serta investasi aset tetap sebesar Rp 317,1 miliar. Hari ini Wijaya Karya mengumumkan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2013. Penjualan (termasuk penjualan proyek joint operations) pada 2013 mencapai Rp 15,05 triliun atau naik 21,86 persen dari Rp 12,35 triliun pada 2012.
Baca Juga:
Kenaikan penjualan di 2013 tersebut mendorong pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk di 2013 sebesar Rp 570 miliar atau naik 18,99 persen dibanding 2012 sebesar Rp479 miliar. Penjualan di 2013 tersebut disokong oleh lima segmen bisnis, yaitu jasa konstruksi, mekanikal elektrikal, industri, real estate, dan pertambangan.
ANANDA PUTRI
Terpopuler :
Perikanan Indonesia Masih Unggul di ASEAN
Rakuten Berfokus pada Mobile Commerce
Parwisata Indonesia Tertinggal di ASEAN
BI Akan Terbitkan Produk Simpanan Deposito