TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan belum ada penambahan maskapai yang akan beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Menteri Perhubungan Evert Ernest Mangindaan mengatakan belum bisa dipastikan kapan PT Garuda Indonesia, PT Lion Mentarai Airlines, dan PT Indonesia Air Asia akan mulai beroperasi di bandara tersebut.
“Baru Citilink. Dalam waktu dekat memang belum ada, tapi rencananya kan Citilink, setelah itu Garuda, Air Asia, dan Lion Air,” katanya di Kementerian Perhubungan, Kamis, 27 Februari 2014. (Baca juga: Akibat Abu Kelud, Bandara Halim Masih Sepi)
Menurut dia, Garuda memang sudah mengajukan untuk penerbangan di Halim. Namun, karena yang diajukan penambahan rute bukan pengalihan, maka izin belum diberikan. “Garuda sudah mengajukan tapi tidak saya izinkan menambah, harus mengalihkan,” katanya.
Mangindaan mengatakan belum beroperasinya maskapai baru di Halim bukan berarti upaya mengurai kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, gagal. Ia beralasan proses penambahan maskapai yang beroperasi di sana masih berjalan. Selain itu, proses penataan Soekarno-Hatta masih terus berjalan untuk mengurangi kepadatan. (Lihat juga: Penumpang Citilink Pilih Refund Tiket di Halim)
“Jadi berjalan bersamaan. Kami mengalihkan ke Halim tapi juga menata kembali di Soetta. Pengendalian di sana, perbaikan sistem navigasi terus berjalan. Pengendalian landing dan take off di Soekarno-Hatta sudah lebih baik, jadi ada upayanya,” katanya.
Menurut dia, kini jumlah penerbangan di Soekarno-Hatta mencapai 64-68 per jam dan sudah tertangani. Pada Juni nanti, jumlah penerbangan ditargetkan mencapai 72 penerbangan per jam. (Berita lain: Amdal Bandara Halim, Perlu Simulasi Lalu Lintas)
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengatakan pemerintah menargetkan jumlah penerbangan di Bandara Halim mencapai 126 penerbangan per hari. “Sekarang kan baru Citilink, jadi per hari baru ada 16. Kami yakin secara bertahap nanti akan terisi penuh semua dan kepadatan di Soekarno-Hatta terurai,” katanya.
Bandara Halim mulai beroperasi untuk penerbangan komersial pada 10 Januari 2014. Bandara ini bisa menampung 21 pergerakan pesawat dalam satu jam. Sebanyak 80 persen penerbangan dialokasikan untuk penerbangan niaga berjadwal. Sedangkan penerbangan tidak berjadwal memiliki porsi 20 persen dari slot yang ada.
ANANDA TERESIA
Terpopuler:
Perikanan Indonesia Masih Unggul di ASEAN
Rakuten Berfokus pada Mobile Commerce
Parwisata Indonesia Tertinggal di ASEAN
BI Akan Terbitkan Produk Simpanan Deposito
Badan Pelaksana JSS Segera Dibentuk