TEMPO.CO, Bima - Kepala Kepolisian Resor Bima Ajun Komisaris Besar I.G.P.G. Ekawana mengatakan jenazah dua orang yang tewas akibat tembakan polisi di Pulau Lampu, sebelah barat Pulau Komodo, masih diidentifikasi.
Menurut Ekawana, pihaknya hingga saat ini masih menunggu kehadiran keluarga korban yang diharapkan bisa menjelaskan identitas kedua jenazah. "Kami belum mengetahui identitasnya yang pasti, termasuk nama jelas,” katanya kepada Tempo, Jumat siang, 28 Februari 2014.
Ekawana menjelaskan, jenazah kedua korban yang tewas saat ini berada di Rumah Sakit Umum Daerah Bima di Raba. Namun Ekawana tidak menjelaskan di mana lima korban yang mengalami luka itu dirawat. “Saya mendapat informasi ada yang sempat dirawat di RSUD Bima. Untuk jelasnya, masih kami cek,” ujarnya. Ekawana bahkan menyebutkan korban yang mengalami luka tujuh orang.
Ekawana mengimbau masyarakat Kabupaten Bima segera melapor ke Polres Bima apabila ada keluarganya yang hilang atau tidak kembali ke rumah. Sebab, ada kemungkinan merekalah yang menjadi korban dalam peristiwa itu.
Saat ini aparat Polres Bima juga sedang menyelidiki kasus itu. Informasi sementara yang diperoleh polisi, orang-orang itu memburu rusa di Pulau Lampu.
Diberitakan sebelumnya, sekelompok orang asal Kabupaten Bima, NTB, menjadi korban penembakan petugas keamanan Taman Nasional Komodo (TNK) dari Satuan Brimob Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis malam, 27 Februari 2014, sekitar pukul 21.00 Wita. Dua orang tewas di lokasi kejadian, enam orang luka, serta dua orang selamat.
Mereka kepergok petugas keamanan TNK yang sedang berpatroli menggunakan speedboat. Petugas mencoba mendekati perahu untuk melakukan pemeriksaan dan penggeledahan. Namun mengetahui ada petugas, para nelayan menancap gas motor perahunya. Sempat terjadi pengejaran selama dua jam. Tembakan peringatan ke udara tak membuat para nelayan menghentikan perahunya. Tembakan pun akhirnya diarahkan ke kapal tersebut. Sumber di kepolisian mengungkapkan sempat ada tembakan dari kapal tersebut.
AKHYAR M NUR