TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih melemah di kisaran Rp 11.689 - 11.654. Pelemahan masih berlangsung sebab pelaku pasar masih merespons berlangsungnya perlambatan ekonomi global. Sentimen eskternal ini diyakini mengganggu laju nilai perdagangan ekspor-impor Indonesia.
Adapun dampak positif kabar tapering off The Fed belum terlihat sebab pelaku pasar ingin memastikan realisasi atas keputusan itu. "Cenderung wait and see," kata Reza dalam siaran pers, Jumat, 28 Februari 2014. (Baca: Tren IHSG Bertahan dari Pelemahan)
Sentimen eskternal lain yang ditunggu adalah pidato Kepala Bank Federal Amerika, Janet Yellen, ihwal pencabutan stimulus. Pidato ini tertunda karena adanya badai Kamis kemarin. Menurut Reza, kendati pencabutan stimulus sudah pasti, investor masih menunggu kepastian pengumuman dari Janet.
Dalam transaksi pasar uang Kamis kemarin, 27 Februari 2014, rupiah melemah 20 poin (0,17 persen) ke level 11.667 per dolar Amerika. Arah pergerakan rupiah, Reza menambahkan, ditentukan oleh data ekonomi, seperti inflasi dan neraca perdagangan dalam negeri yang akan dirilis pekan depan. Kebijakan larangan ekspor mineral mentah juga berpotensi mengurangi ekspor komoditas. "Memicu pelemahan nilai tukar," ujarnya.
GALVAN YUDISTIRA
Berita terkini:
Jennifer Dunn Pernah ke Tempat Karaoke Adik Atut
Risma Jadi Mundur? Humas: Hari Ini Masih Ngantor
Juventus Antusias Hadapi Fiorentina di Liga Europa
Dua Tafsir Blusukan Bareng Jokowi-Ahok