TEMPO.CO, Jakarta - Penunjukan Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai Wakil Kepala Kepolisian RI dikhawatirkan bakal menyuburkan korupsi di kalangan internal kepolisian. Alasannya, pada 2010 Badrodin pernah dilaporkan punya rekening gendut. "Sampai sekarang tak jelas pengusutannya," kata peneliti dari Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Hifdil Alim, Sabtu, 1 Maret 2014.
Menurut Hifdil, hingga kini kepolisian tak pernah transparan dalam pengusutan perwira polisi pemilik rekening gendut. Nama-nama dan proses investigasi tak pernah diumumkan kepada publik. Padahal kasus rekening gendut ini sudah menyedot perhatian publik.
Pada 2010, Badrodin pernah disebut membeli polis asuransi Rp 1,1 miliar di PT Pudential Life Assurance. Pembelian ini janggal lantaran dananya berasal dari pihak ketiga. Badrodin pun tercatat pernah menarik duit Rp 700 juta dan menerima transfer rutin Rp 50 juta saban bulan. Badrodin sudah membantah tudingan itu.
Kepemilikan rekening gendut Badrodin, menurut Hifdil, bisa menimbulkan masalah serius di kalangan internal kepolisian. Modus serupa sering terjadi di instansi kepolisian hingga ke tingkat daerah. Misalnya, rekening gendut Brigadir Kepala Labora Sitorus, anggota Kepolisian Resor Sorong, Papua Barat. Labora disebut memperoleh uang dari pembalakan liar dan penyelundupan minyak.
Penunjukan Badrodin dinilai akan membuat pejabat kepolisian di daerah tak takut menumpuk kekayaan. Ini bertentangan dengan semangat menegakkan integritas kepolisian yang sering diucapkan Kepala Polri Sutarman. "Kalau orang yang diisukan terjerat skandal rekening mencurigakan tetap dipertahankan dan dipromosikan, ini bisa memunculkan Labora-Labora lain."
Baca Juga:
Pada Jumat, 28 Februari 2014, Sutarman menunjuk Badrodin sebagai wakilnya. Ia menggantikan Komisaris Jenderal Oegroseno yang akan pensiun. Sutarman mengklaim Badrodin merupakan perwira tinggi Polri terbaik. Sutarman menyatakan kepolisian sudah memberikan klarifikasi dan tak menemukan bukti bahwa Badrodin memiliki rekening gendut. “Jadi, tidak ada masalah,” kata Sutarman.
IRA GUSLINA SUFA