TEMPO.CO , Batam - Lima proyek listrik yang akan dibangun di Batam diperkirakan menelan dana Rp 2,5 triliun. Menurut Presiden Direktur PT PLN Batam, Dadan Koerniadipoera, proyek tersebut sangat penting untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan listrik di Batam, "Dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang," kata dia dalam soft launching proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Batam, Sabtu, 1 Maret 2014.
Menurut Dadan, PLN menggarap dua pembangkit dan sistem pembangkit. PLN akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Uncang senilai US$ 66 juta dolar (Rp 762,2 triliun). Pembangkit ini memiliki daya 2x35 megawatt. Proyek kedua yang digarap PLN adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung Uncang berkapasitas 2x45,2 megawatt dan 42,5 megawatt. Investasi dalam proyek ini mencapai Rp 1,1 triliun.
PLN juga akan membangun infrastruktur pendukung berupa jaringan pipa gas ruas 2 Pemping-Tanjung Uncang bernilai US$ 49,8 juta (Rp 576,6 triliun). Selain itu dibangun pula gardu induk Tanjung Uncang bernilai Rp 62 miliar dan jaringan transmisi 150 kilovolt ruas Sagulung-Tanjung Uncang senilai Rp 25,75 miliar. (Baca juga:Tower Listrik Tertinggi di Jawa-Bali Selesai 2017).
Direktur Utama PT Batam Trans Gasindo (BTG), Kurnia Tugiono menuturkan, pihaknya menangani sebagian dari proyek itu. Khusus proyek pipa gas, BTG menjadi pimpinan konsorsium. Selain BTG, konsorsium itu terdiri dari PT Hafardaya Konstruksi, PT Prosys Bangun Persada, dan KPM Oil&gas. Pipa gas itu, kata Kurnia, akan mengalirkan gas dari Blok Natuna. Dalam lima tahun pertama, akan mengalir gas 40 miliar british themal unit (BBTU) dan akan ditingkatkan hingga 55 BBTU.
RUMBADI DALLE
Berita Terpopuler
Pemilik Rekening Gendut Jadi Wakapolri
Kisruh Risma-Wisnu, Mega dan Jokowi ke Surabaya
Diperiksa KPK, Anas Kembali Sebut SBY