TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Februari 2014 sebesar 0,26 persen. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 0,75 persen. "Angka inflasi ini turun dibandingkan tahun lalu," kata Adi Lumaksono, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, di Jakarta, Senin, 3 Maret 2014.
Menurut data BPS, andil inflasi kelompok pengeluaran terhadap inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,08 persen; kelompok bahan makanan sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,04 persen; dan kelompok sandang 0,04 persen.
Sedangkan andil inflasi terendah terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Ia mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok pengeluaran sandang 0,57 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,43 persen; dan kelompok bahan makanan 0,36 persen.
BPS mencatat inflasi tertinggi terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat, sebesar 2,73 persen dengan indeks harga konsumen 114,83. "Ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas akibat perayaan Cap Go Meh di sana," ujar Adi.
Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung dan Probolinggo dengan masing-masing inflasi sebesar 0,02 persen dan indeks harga konsumen masing-masing 110,10 dan 12,25. Berdasarkan data, deflasi juga terjadi tertinggi di Sibolga 2,43 persen dan terendah di Balikpapan sebesar 0,18 persen.
MAYA NAWANGWULAN
Berita Lain
Jokowi Capres, Demokrat Setia dengan Konvensi
Benarkah PDIP Sudah Susun Kabinet Bayangan?
Jokowi Kuatkan Elektabilitas Megawati
PDIP Sudah Dilobi Militer
Astrolog: Oktober 2014, Mega Rayakan Kemenangan