TEMPO.CO, Yerusalem - Di bawah perlindungan polisi, sekitar 75 penduduk haram Yahudi di daerah pendudukan yang dipimpin oleh seorang Rabbi radikal, bergerak menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa, Ahad, 2 Maret 2014.
Menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu, serbuan itu juga berlangsung di kompleks Tembok Ratapan, rumah-rumah di Yerusalem, dan Masjid Al-Aqsa, sebuah tempat suci ketiga bagi umat muslim.
Para penyerbu sangat menyakini bahwa di lokasi berdirinya Masjidil Aqsa terdapat tempat suci kaum Yahudi sesuai dengan ajaran Yudaisme.
"Para pendatang (di daerah pendudukan) menyerbu kompleks melalui Pintu Gerbang Al-Magharbeh, selanjutnya menuju Qibali dan Masjid Marawani, serta Al-Rahman dan Gerbang Qatanin," kata petugas keamanan Naser Qous kepada Anadolu.
Qous menguraikan, Rabbi Yehuda Glick yang mengepalai Temple Mount Heritage Foundation meneriakkan kalimat rasis terhadap kaum muslim. Glick bicara kepada polisi Israel, "Biarkan pengacau ini pergi!"
Yayasan Al-Aqsa Palestina untuk Amal dan Warisan Budaya mengutuk aksi penyerbuan itu. Menurut lembaga ini, penyerbuan terhadap kompleks Al-Aqsa adalah bentuk intimidasi dan menakutkan bagi bangsa Palestina.
Al ARABIYA | CHOIRUL