TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia 2014 akan digelar di 12 kota di Brasil pada 12 Juni hingga 13 Juli 2014. Saat ini tuan rumah gencar dikritik terkait dengan pengerjaan stadion yang molor dari jadwal. Di dalam negeri, masyarakat juga protes karena biaya persiapan yang terus membengkak.
Meski sangat bergengsi, menjadi tuan rumah pesta sepak bola dunia empat tahunan ini memang tidak gampang. Biaya besar yang dikeluarkan tak selamanya dibarengi imbal balik yang sepadan, seperti yang terjadi dengan Afrika Selatan.
Inilah perbandingan biaya tiga penyelenggaraan Piala Dunia terakhir, terutama untuk pembangunan stadion dan infrastruktur pendukung.
Piala Dunia 2006
Tuan rumah: Jerman
Biaya: 3,7 miliar euro (sekitar Rp 59,3 triliun)
Pendapatan bersih: 56,6 miliar euro (sekitar Rp 908,2 triliun)
Piala Dunia 2010
Tuan rumah: Afrika Selatan
Biaya: 3 miliar pound sterling (sekitar Rp 58,3 triliun)
Pendapatan kotor: 234 juta pound sterling (sekitar Rp 4,5 triliun)
Piala Dunia 2014
Tuan rumah: Brasil
Biaya: US$ 14,5 miliar (sekitar Rp 168 triliun)
(Jumlah ini, menurut perkiraan Bloomberg, termasuk biaya untuk stadion yang membengkak dari US$ 1 miliar menjadi US$ 3,5 miliar)
Pendapatan: Aldo Rebelo, Menteri Olahraga Brasil, memprediksi Piala Dunia akan memberi sumbangan pada ekonomi Brasil hingga US$ 90 miliar (sekitar Rp 1.044 triliun)
FORBES | BLOOMBERG | WIKIPEDIA | NURDIN
Berita Lain
Hodgson Bakal Kecewakan Pemain Senior Inggris
Scolari: Brasil Tak Terbebani Faktor Tuan Rumah
Melempem di MU, Van Persie Terpacu di Piala Dunia