TEMPO.CO, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bukit Lengkung, Desa Tanjung Leban, Bengkalis, terus meluas. Rembetan api nyaris memasuki perkampungan warga. Kualitas udara semakin buruk akibat kabut asap. Sampai saat ini 221 warga terpaksa dievakuasi ke posko pengungsian. "Sampai sekarang api belum tertangani," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Muhammad Jalal saat dihubungi Tempo, Selasa, 4 Maret 2014.
Menurut Jalal, para pengungsi terdiri dari 146 orang dewasa, 36 balita, dan 39 anak-anak usia sekolah. Hingga kini diperkirakan 2.000 hektare perkebunan sawit masyarakat ludes terbakar.
Jalal menyebutkan personel pemadam api hanya bisa memadamkan api yang mendekati perumahan warga. Sebab, kata dia, akses jalan yang sangat sulit ditempuh diperparah tiupan angin kencang serta sulitnya sumber air membuat api semakin cepat meluas.
BPBD telah menurunkan dua helikopter water bombing dua hari lalu, tapi tidak mampu menembus lokasi titik api akibat kabut asap pekat yang mengganggu jarak pandang. Tiupan angin yang selalu berputar-putar disertai kabut asap di wilayah perbukitan tersebut membuat operasi udara dibatalkan.
Komandan Satgas Udara Tanggap Darurat Asap Riau Kolonel Pnb Andyawan mengatakan satu helikopter water bombing dengan kapasitas air 4 ton dari Rusia jenis Sikorsky mulai dikerahkan memadamkan api di Bengkalis, Selasa, 4 Maret 2014. Mereka memfokuskan di wilayah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu. Pemadaman juga dilakukan di hutan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo, Pelalawan.
Kawasan tersebut dinilai sebagai penyumbang asap terbesar di Pekanbaru sehingga mengganggu aktivitas warga dan penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II. "Diupayakan untuk melakukan 100 kali sorty dalam sehari di cagar biosfer," katanya.
RIYAN NOFITRA
Terpopuler
Calon Hakim Konstitusi Dikuliahi Pakar Tata Negara
Bunuh Diri Bersama, Sang Ibu Kirim SMS ke Tuhan
Aksi Danang Sutowijoyo Bunuh Anak Kucing Berujung Polisi