TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Jenderal Sutarman memerintahkan anak buahnya terus memburu kelompok bersenjata di Poso. "Kami berharap dapat menangkap hidup-hidup seluruhnya," kata Sutarman di Markas Besar Kepolisian, Selasa, 4 Maret 2014.
Dua orang yang diduga kurir jaringan yang dipimpin Santoso ditangkap polisi. Kelompok ini terlibat tembak-menembak dengan polisi di Dusun Gayatri, Poso Pesisir Utara, kemarin. (Baca: Baku Tembak dengan Teroris, Dua Polisi Terluka)
Baca Juga:
Sutarman menjelaskan dua anggotanya yang terkena tembakan kini kondisinya membaik. Kontak senjata, kata Sutarman, terjadi saat polisi meminta dua terduga kurir menunjukkan tempat pelatihan mereka.
Menurut Sutarman, ada tiga gubuk yang akan diperiksa Kepolisian. Di gubuk pertama, ditemukan amunisi dan bom. Begitu juga dengan gubuk kedua. Namun kemudian, kontak senjata terjadi saat menuju gubuk ketiga. "Lereng pegunungan di sana selama ini digunakan untuk tempat latihan militer mereka," kata dia.
Dengan bom rakitan yang berhasil ditemukan polisi, ucap Sutarman, terlihat bahwa teroris mampu merakit bom dengan dampak yang luar biasa. "Kami akan terus mengejar sampai semua terungkap," ujar Sutarman.
Janji orang nomor satu di Polri perlu dipantau terus. Maklum, puluhan orang yang diduga teroris ditembak mati Detasemen Khusus Antiteror 88. Bulan lalu, ada dua warga sipil yang tewas di Poso. Pada awal Januari, ada enam orang yang mati di dor polisi di Ciputat, Tangerang Selatan. (Baca: Lima Jenazah Terduga Teroris Masih di RS Polri)
Anggota Komisi Kepolisian Nasional Prof Adrianus Meliala mengatakan hingga saat ini Densus 88 berhasil menangkap 960 terduga teroris. Di lain pihak, terduga teroris yang tewas dalam operasi Densus 88 sebanyak 45 orang.
Ketua Subpemantauan dan Penyelidikan Komnas Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, menjelaskan sudah 100 teroris mati ditembak, termasuk enam orang di Kampung Sawah, Ciputat. (Baca: Komnas HAM: Sudah 100 Teroris Mati Ditembak)
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler:
Ruhut Sitompul: Jokowi Klemar-klemer Kok Nyapres?
Pemerintah Ambil Alih Sertifikasi Halal dari MUI
Calon Hakim Konstitusi Dikuliahi Pakar Tata Negara