TEMPO.CO, Surakarta - Komando Resor Militer (Korem) 072 Warastratama Surakarta mengaku mendapat laporan ihwal keterlibatan anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam kegiatan partai politik. Atas laporan tersebut, Korem 072 menyatakan segera menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan.
"Kami memang menerima dua laporan dari masyarakat," kata Komandan Korem Warastratama Surakarta Kolonel (Infanteri) Mulyo Aji, Selasa, 4 Maret 2014. Mulyo menyatakan satu kasus berada di Boyolali, sedangkan kasus lainnya berada di Klaten.
Menurut Mulyo, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk menyelidiki kebenaran laporan tersebut. "Kami langsung menyebar intel," katanya. Hasilnya, keterlibatan anggota Babinsa dalam kegiatan politik itu tidak terbukti.
Dalam kasus di Boyolali, pihaknya mendapat laporan adanya anggota Babinsa yang menghadiri acara yang diselenggarakan calon legislator. "Setelah diselidiki, itu kegiatan musyawarah pimpinan kecamatan.
Sedangkan di Klaten, masyarat melaporkan adanya personel TNI yang ikut memasang spanduk calon legislator. "Bahkan ada foto dalam laporan tersebut," katanya. Menurutnya, pemasang spanduk tersebut memakai pakaian doreng.
Setelah ditelusuri, ternyata pemasang spanduk tersebut bukan anggota TNI, melainkan masyarakat biasa yang kebetulan memiliki pakaian loreng. "Tidak mungkin TNI bertindak bodoh ikut pasang spanduk, apalagi dengan mengenakan seragam," kata Mulyo.
Mulyo memastikan semua anggotanya akan tetap netral dalam pemilihan umum mendatang. "Anggota TNI tidak akan ikut berpolitik," katanya. Dia juga akan menjaga anggotanya agar tidak diisukan terlibat dalam kegiatan politik.
Salah satunya, dia meminta para anggota Babinsa untuk tidak terlalu dekat dengan lokasi penyelenggaraan kegiatan politik. "Sebenarnya tugas mereka adalah memantau," katanya. Mulyo meminta Babinsa memantau dengan jarak paling dekat 300 meter dari lokasi kegiatan politik.
AHMAD RAFIQ