TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Suratmi mengatakan sudah ada dua laporan dari masyarakat ihwal tindak-tanduk tersangka dukun cabul, Bandiono alias Pakde. Kendati polisi sudah mendapat informasi bahwa banyak pelajar yang menjadi korban dugaan pencabulan Pakde, baru dua orang yang melaporkannya secara resmi.
Sebagian besar orang tua anak yang menjadi korban dugaan pencabulan ini, kata Suratmi, belum mengetahui bahwa anaknya sudah menjadi korban. "Tapi gurunya sudah tahu. Kalau yang sudah saya periksa ada yang didampingi orang tuanya. Artinya, orang tua sudah pasti tahu," kata Suratmi di Surabaya, Rabu, 5 Maret 2014.
Dia mengatakan, untuk memeriksa anak-anak yang diduga menjadi korban pencabulan ini, harus ada pendampingan dari guru atau orang tua. "Kalau memeriksa, anak-anak harus didampingi," katanya. (Baca : Dukun Cabul Telanjangi Puluhan Pelajar Surabaya)
Penyidik, kata Suratmi, juga mempertimbangkan pelaksanaan ujian nasional. "Mereka sedang konsentrasi untuk bimbingan belajar. Jadi saya enggak mau mengganggu. Kami akan menyesuaikan," katanya.
Karena itu, penyidik tidak ingin menimbulkan kesan menekan. "Yang penting tersangka sudah ditahan dengan laporan pengaduan yang sudah ada," katanya. Ketika ada tambahan laporan pengaduan lagi, maka penyidik tinggal menindaklanjutinya.
Dia menambahkan, Selasa kemarin, 4 Maret 2014, polisi sudah memeriksa enam pelajar yang diduga dicabuli Pakde. "Anak-anak ini menyebut teman-temannya yang lain yang juga ke sana (tempat praktek dukun cabul), terus kenal dengan orang yang mengenalkan dia dengan tersangka itu," katanya. (Baca : PSK Ingin Laris Juga Jadi Korban Dukun Cabul)
DAVID PRIYASIDHARTA
Terpopuler
Bos Djarum Pertahankan Gelar Terkaya
Calon Hakim MK: Mobil Saya Tidak Lima, Cuma Empat....
Calon Hakim MK, Hidup Mewah dan Tak Paham Hukum