TEMPO.CO, Christchurch – Banjir yang melanda Kota Christchurch, salah satu kota terbesar di South Island, Selandia Baru, semakin parah tiap tahunnya. Diduga kuat, banjir terjadi karena pengaruh dari gempa bumi yang menggoyang wilayah ini mulai September 2010.
Dilaporkan Xinhua, banjir besar baru saja surut pada Rabu, 5 Maret 2014. Sejumlah warga tampak membersihkan rumah mereka yang kotor karena lumpur. Akibat banjir ini, ribuan rumah dan sejumlah jalan tergenang.
Sejumlah sekolah juga terpaksa diliburkan hari ini akibat badai yang berlangsung selama 24 jam itu. Memang, badai begitu kuat sehingga menjadi wajar jika menyebabkan banjir. Namun para ilmuwan Selandia baru mengatakan gempa bumi yang terjadi bertahun-tahun silam turut memperparah banjir.
Peneliti dari Universitas Canterbury mengatakan Kota Christchurch akan mengalami banjir lebih sering dan lebih parah akibat dampak dari gempa bumi yang dimulai September 2010. Gempa mengubah struktur tanah yang akhirnya memperparah banjir. “Gempa bumi mengakibatkan penurunan tanah di beberapa daerah, penyempitan saluran, dan pendangkalan sungai,” kata Su Young Ko, peneliti geografi dari universitas tersebut.
Christchurch dan wilayah sekitarnya pernah diguncang gempa berkekuatan 7,1 skala Richter pada 4 September 2010. Kemudian gempa lainnya menyusul pada 22 Februari 2011. Dengan kekuatan 6,3 skala Richter, gempa ini menewaskan setidaknya 185 orang.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Terpopuler
Logitech Fokus Garap Pasar di Luar Jawa
Stetoskop Dokter Lebih Kotor dibanding Tangan
Cortana, Asisten Pribadi Digital Milik Microsoft
Pasar Speaker Nirkabel Tumbuh 30 Persen