Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyu Muda Tak Lagi Ikuti Jalur Migrasi

image-gnews
Helmy Hashim memenangkan kategori Wide Angle Close Focus dengan foto close up penyu di bawah laut ini. Dailymail.co.uk
Helmy Hashim memenangkan kategori Wide Angle Close Focus dengan foto close up penyu di bawah laut ini. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyu-penyu muda selama ini disebutkan selalu menempuh jalur migrasi dengan mengikuti pola seperti yang dilakukan para pendahulunya. Para penyu itu menumpang arus subtropis Atlantik Utara menjelajahi lautan selama satu atau dua tahun sebelum kembali ke tempat mereka dilahirkan. Pengamatan melalui satelit ternyata menemukan banyak penyu yang keluar dari rute migrasi dan membuat jalurnya sendiri. 

Kumpulan rumput laut yang dikenal sebagai Sargassum diduga menjadi penyebab para penyu muda itu melenceng dari rute migrasi semula. Rumput laut yang melayang di dekat permukaan air ini memberikan tumpangan yang nyaman bagi para penyu muda. Rumput laut cokelat itu menyediakan kehangatan sekaligus makanan bagi penyu selama menjelajah lautan. 

Penyu muda dibekali dengan insting peta magnetik untuk mengikuti rute migrasi. Namun banyak juga yang melenceng.

"Kami memantau banyak penyu yang memiliki kemiripan pola pergerakan sesuai dengan arah yang ditempuh Sargassum," kata Kate Mansfield, peneliti biologi kelautan dari University of Central Florida, Rabu, 5 Maret 2014.

Dalam laporan yang dimuat di jurnal Proceedings of the Royal Society B, 4 Maret 2014, para peneliti mengamati penyu-penyu cokelat yang menetas di pantai timur Amerika. Dengan satelit mereka mengamati pergerakan para penyu tersebut. Penyu-penyu itu memang menumpang arus teluk dan arus subtropis Atlantik Utara namun tidak selalu menyelesaikan rutenya mengitari Samudra Atlantik. 

Para penyu itu berenang searah jarum jam dengan rutenya sendiri. Tapi ada penyu yang keluar dari arus besar dan masuk ke perairan tenang Sargasso. Di perairan inilah banyak terdapat kumpulan rumput laut Sargassum

Penanda suhu yang dipasang pada penyu menunjukkan hewan itu menghabiskan sebagian besar waktunya di permukaan, tempat yang paling memungkinkan untuk mendapatkan sinar matahari yang hangat sebanyak mungkin. Penyu adalah hewan berdarah dingin yang membutuhkan panas eksternal untuk menaikkan suhu tubuhnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun temperatur yang terpantau justru lebih tinggi ketimbang suhu perairan sekitar. Penyu-penyu itu tetap hangat karena cangkang mereka yang menyerap panas matahari. Selain itu, kumpulan Sargassum juga memberikan kehangatan tambahan bagi penyu.

"Seperti ketika anda berjalan-jalan saat hari cerah. Ketika anda mengenakan baju putih, rasanya akan lebih sejuk ketimbang memakai baju hitam," kata Mansfield. 

Namun pergerakan penyu yang mengikuti Sargassum terancam karena pencemaran laut bisa merusak habitat rumput laut itu. "Untuk melindungi spesies ini, kita harus tahu tentang hewan tersebut dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan," kata Mansfield.

LIVESCIENCE | GABRIEL TITIYOGA

Berita Terpopuler
Calon Hakim Konstitusi Dikuliahi Pakar Tata Negara 
Bunuh Diri Bersama, Anita Diduga Diteror   
Tak Cukup Restu Mega, Ini Syarat Jokowi Nyapres..   
Bagaimana Suami Anggota DPR ini Sekap Pegawai Resto?  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

37 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.


Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

katak mutiara merupakan jenis katak pohon yang memiliki bintik seperti mutiara. Saat ini populasinya sudah langka. Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak ini di Pegunungan Sanggabuana, Karawang (dok.SWR)
Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.


Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orcinus orca atau paus pembunuh. Shutterstock
Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.


Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Ular Piton (ilustrasi).
Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.


Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.


Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Tim Indonesia yang berhasil meraih empat medali yakni dua medali emas dan dua perunggu dalam ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi.
Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.


3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?


Foldscope, Bagaimana Penemuan dan Fungsi Mikroskop Mini Berbahan Kertas Itu?

14 Juni 2022

Foldscope. Foldscope.com
Foldscope, Bagaimana Penemuan dan Fungsi Mikroskop Mini Berbahan Kertas Itu?

Mikroskop mini atau foldscope walaupun sederhana sama fungsinya untuk kebutuhan sains


Uji DNA Pastikan Kura-kura Galapagos Pulau Fernandina Belum Punah

12 Juni 2022

Fernanda, kura kura raksasa Fernandina di Kepulauan Galapagos yang masih hidup Foto : newscientist.com
Uji DNA Pastikan Kura-kura Galapagos Pulau Fernandina Belum Punah

Kura-kura Galapagos dari pulau yang sama ditemukan pada 1906. Selama ini ternyata masih ada yang bertahan.


Indonesia Tambah 6 Begonia Jenis Baru, Ada yang Potensial Tanaman Hias

19 Januari 2022

Begonia perunggufolia. Dok. BRIN
Indonesia Tambah 6 Begonia Jenis Baru, Ada yang Potensial Tanaman Hias

Peneliti BRIN berhasil menemukan 6 Begonia jenis baru endemik Sumatera. Dari yang bertulang daun mirip sarang laba-laba sampai daun warna perunggu.