TEMPO.CO, Moskow - Intervensi militer Rusia di Crimea, Ukraina, dilakukan atas permintaan Presiden Ukraina Victor Yanukovych. Hal ini diungkapkan Vitaly Churkin, utusan Rusia untuk PBB, dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, kemarin.
Menurut dia, Yanukovych masih menganggap dirinya presiden sah Ukraina. Ia meminta angkatan bersenjata Rusia masuk Ukraina demi membantu menjaga keamanan dan ketertiban.
Churkin mengatakan permintaan datang karena, sebagai presiden yang sah dan dipilih oleh rakyat, Yanukovych percaya Ukraina berada di ambang perang saudara. Yanukovych, seperti dikutip Churkin, menyatakan, "kehidupan dan keamanan dan hak-hak rakyat, terutama di bagian tenggara di Crimea, sedang terancam, dan ada tindakan teror dan kekerasan terjadi secara terbuka."
Menanggapi itu, Samantha Power, Duta Besar AS untuk PBB, menyatakan, "Orang mungkin berpikir bahwa Moskow baru saja menjadi badan cepat tanggap dari Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia."
Barat menghadapi konfrontasi terbesar dengan Moskow sejak Perang Dingin setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan hak untuk menggunakan kekuatannya atas Ukraina dan menempatkan militernya dalam kondisi siaga.
Sebuah surat dari misi PBB di Ukraina beredar selama pertemuan darurat mengatakan lebih dari 16 ribu tentara Rusia kini telah dikerahkan di Crimea. Mereka juga meminta bantuan internasional.
Pasukan Rusia diketahui telah mengepung pangkalan militer di wilayah otonomi Crimea dan telah memberi ultimatum kepada pasukan angkatan laut Ukraina di sana supaya menyerah. Markas angkatan laut Ukraina berada di Sevastopol, Crimea. Namun sumber-sumber di Rusia menyangkalnya.
AL JAZEERA | TRIP B
Terpopuler:
Pesan Pendek Mahasiswa Unas Sebelum Terjun di ITC
Sebelum Bunuh Diri, Mahasiwa Unas Dibelikan Motor
Penjahit Duel dengan Penjahat Bersenjata Api
Hari Ini, Panti Samuel Gugat Arist di PN Jaktim
Terjun dari Lantai 5, Mahasiswa Unas Tewas