TEMPO.CO, Solo - Politikus Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengaku tak percaya kabar kalau PDIP segera mendeklarasikan pencalonan Gubernur DKI Joko Widodo menjadi presiden sebelum pemilihan legislatif. "Kan itu masih konon, gosip politik," kata Hashim di Solo, Selasa, 4 Maret 2014.
Adik Ketua Umum Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto ini mengaku punya indikator sendiri soal bisa mempercayai informasi yang berkembang dari PDIP. Salah satunya, informasi itu langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Selama belum ada pengumuman dari Megawati, kami belum akan percaya," katanya. (Baca: Mega Putuskan Jokowi Capres Sejak Dua Pekan Lalu?)
Sebab, internal PDIP telah memberi mandat bahwa masalah pencalonan presiden menjadi kewenangan dari Ketua Umum. "Dilihat nanti sajalah," ujarnya. (baca: Ditanya Kapan Deklarasi, Jokowi: Tanya Ketua Umum)
Hingga saat ini, Partai Gerindra telah mantap untuk mengusung Prabowo Subiakto sebagai calon presiden dari partai tersebut. Hanya saja, hingga saat ini belum ada informasi pasti mengenai calon pendamping Prabowo. "Kami tunggu bagaimana sikap dari PDIP," katanya. (Baca: Gerindra: Jokowi Pesaing Terberat Prabowo)
Dia menegaskan antara Partai Gerindra dengan PDIP telah terdapat perikatan melalui perjanjian Batutulis. "Ditandatangani oleh Prabowo dan Megawati," katanya. Salah satu isinya, PDIP akan mendukung calon presiden yang diajukan oleh Partai Gerindra pada 2014.
Hashim mengaku menjadi salah satu konseptor dalam perjanjian tersebut. "Hasil dari negosiasi selama tiga hari," katanya. Menurut dia, beberapa petinggi PDIP juga ikut menjadi saksi dalam penandatanganan perjanjian itu. Sayang, dia masih enggan menyebut saksi-saksinya. Meski demikian, beberapa di antaranya masuk dalam kabinet bayangan yang disebut-sebut telah disusun oleh PDIP.
AHMAD RAFIQ