TEMPO.CO , Jakarta: Analis Indonesia Bond Pricing Agency, Fakhrul Aufa, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan menguat pada perdagangan hari ini, Kamis, 6 Maret 2014. Defisit neraca transaksi berjalan yang semakin mengecil, serta laju inflasi yang cukup terkendali, menjadi modal utama yang mendorong laju rupiah.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 6 Desember 2014, rupiah naik 16 poin (0,14 persen) menuju level 11.581,5. Keberhasilan lelang Surat Utang Negara (SUN) menjadi katalis positif yang membuat laju rupiah berbalik arah. Di tengah sentimen positif meredanya ketegangan politik Ukraina, lelang SUN yang mencapai target indikatif Rp 15 triliun mendorong rupiah menguat. (Baca: Krisis Ukraina Reda, Rupiah Menguat ).
Fakhrul mengatakan keberhasilan pelaksanaan lelang SUN menjadi faktor utama yang mendorong penguatan rupiah. Jenis SUN yang dominan dilelang adalah SUN yang memiliki tenor jangka panjang dan banyak diminati investor asing. Tingginya minat investor tersebut berarti bertambahnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia. “Likuiditas dolar yang terus bertambah itu semakin menguatkan nilai tukar rupiah,” kata dia.
Menurut Fakhrul, tingginya minat investor asing terhadap SUN dan aset-aset berdenominasi rupiah kian menunjukkan besarnya ekspektasi pasar terhadap perekonomian dalam negeri. Laju inflasi Februari yang terkendali di level 0,26 persen dan defisit neraca perdagangan Januari yang diperkirakan hanya berlangsung temporer menumbuhkan optimisme yang tinggi terhadap perekonomian Indonesia. “Dengan yield 8 persen dan perekonomian yang kian prospektif, investor mana yang tidak tertarik pada SUN?” ujarnya.
Dengan dorongan positif tersebut, rupiah ada kemungkinan menguat pada level 11.550-11.650 per dolar. (Baca: Ukraina Memanas, Rupiah Melemah).
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Disebut Atur Proyek SKK Migas, Ini Kata Sepupu SBY
Calon Hakim MK: Mobil Saya Tidak Lima, Cuma Empat....
Calon Hakim MK, Hidup Mewah dan Tak Paham Hukum
Jadi Guru Besar, Calon Hakim MK Ini Tak Tahu Ultra Petita