Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Canda Pelaku Bom Boston Dianggap Serius oleh Jaksa  

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Sketsa ruang sidang ini menggambarkan tersangka pemboman Boston Marathon, Dzhokhar Tsarnaev saat menjalani persidangan di Boston (10/7). (AP Photo/Margaret Small)
Sketsa ruang sidang ini menggambarkan tersangka pemboman Boston Marathon, Dzhokhar Tsarnaev saat menjalani persidangan di Boston (10/7). (AP Photo/Margaret Small)
Iklan

TEMPO.CO, Boston - Terdakwa pelaku bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev, menyatakan omongannya saat bertemu saudara perempuan yang mengunjunginya di penjara hanya candaan. Dia keberatan jika hal itu dijadikan salah satu pertimbangan jaksa untuk memperberat hukumannya. (baca:Pelaku Bom Boston Terancam Hukuman Mati)

Dalam sebuah kunjungan, Tsarnaev, yang saat itu ditempatkan dalam penjara khusus, bercanda dengan kakak perempuannya. Dia menyebut kata "red herring", julukan untuk sesuatu yang melenceng dari fakta, merujuk pada nama ikan yang baunya menyengat untuk mengecoh anjing. Hal itu terdengar oleh seorang agen FBI yang berada di ruang pemantau kunjungan.

Dalam dokumen pengadilan yang diajukan Rabu, pengacara Tsarnaev menyatakan kliennya sama sekali tak bermaksud membuat pernyataan yang merugikan selama kunjungan saudaranya itu. Tidak ada dokumen mengenai detail ungkapan Tsarnaev, tapi para ahli hukum memperdebatkan perlu atau tidaknya pencabutan pembatasan monitoring dan pembatasan interaksinya dengan orang lain.

Para pengacaranya mengatakan komentar lucu itu dibuat untuk menyebut pembatasan penjara yang dikenal sebagai langkah-langkah administratif khusus, bukan pada jaksa dan dakwaannya. "Dia tidak membuat pernyataan berkaitan dengan tuduhan terhadap dirinya selama kunjungan saudara-saudara perempuannya," katanya.

Tsarnaev menghadapi kemungkinan hukuman mati dalam pengeboman mematikan April tahun lalu. Jaksa menuduh Tsarnaev, 20 tahun, dan saudaranya, Tamerlan, 26 tahun, merakit dua bom dengan pressure cooker dan menempatkannya di dekat garis finis lomba lari populer, Boston Marathon. Ledakan kembar menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang.

Tsarnaev telah mengaku tidak bersalah atas 30 tuduhan federal. Tamerlan tewas setelah baku tembak dengan polisi beberapa hari setelah kejadian. (baca:Terdakwa Bom Boston Mengaku Tak Bersalah)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengacara Tsarnaev mengatakan bahwa referensi jaksa yang menyebut Tsarnaev mengeluarkan pernyataan memberatkan "telah melepaskan gelombang spekulasi publik tidak beralasan dan merugikan".

"Jika Tsarnaev terlihat ringan dalam interaksi dengan saudara-saudara perempuannya, ini akan dipintal menjadi argumen bahwa ia harus dieksekusi karena ia tidak memiliki penyesalan dan tidak cukup serius tentang kesulitannya atau tindakannya. Di sisi lain, jika Tsarnaev muncul pasif atau pendiam, pengamatan tersebut juga kemungkinan akan ditandai sebagai bukti bahwa Tsarnaev berdarah dingin dan lebih layak untuk hukuman mati," kata pengacara Tsarnaev.

AP | TRIP B



Terpopuler
KPK Thailand Dibom

Singapura Gantikan Tokyo Jadi Kota Termahal 

Negara-negara Teluk Tarik Dubesnya dari Qatar  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran