TEMPO.CO, Jakarta - Acha Septriasa mengaku tak mendapatkan sensasi khas ketika ia menjadi sutradara film layar lebar untuk pertama kalinya. Ini karena dirinya juga berperan sebagai pemain utama dalam film omnibus Aku Cinta Kamu, pada cerita Firasatku.
"Saat pertama kali diperlihatkan naskahnya, aku sudah jatuh cinta dengan alur ceritanya. Terlebih aku juga diminta Mas Piyu untuk berperan sebagai sutradara dan juga pemain utamanya. Kesalnya, teriak action saja aku enggak sempat karena juga sibuk berakting," ujar Acha seraya tertawa, saat ditemui di Epicentrum Jakarta, Selasa, 4 Maret 2014.
Namun, pengalaman pertamanya menjadi sutradara masih memberikan pelajaran yang luar biasa bagi Acha. Misalnya, bagaimana sebagai sutradara ia berimajinasi pada filmnya, menghidupkan film tersebut, dan juga memberi rasa pada film dengan produser Piyu tersebut.
Acha mengaku, kesulitan lainnya ketika harus menjadi sutradara sekaligus pemain adalah karena ia juga tak mau menggurui lawan bermainnya, Rio Dewanto, serta pemain lainya. "Aku sama Rio sistemnya belajar bareng, kita bedah skrip. Sebagai sutradara aku berusaha lebih detail, menyampaikan apa yang aku inginkan," kata dia.(Baca: Piyu Jatuh Cinta, Rilis Film dan Album Anyar)
Film Aku Cinta Kamu adalah film yang berangkat dari empat lagu cinta ciptaan Piyu. Film ini menceritakan empat kisah mengenai ilustrasi untuk mengenal cinta itu sendiri. Keempat cerita tersebut ialah Firasatku, Cinta Adalah, Sakit Hati, dan Jernih.
Tiap genre disutradarai oleh empat sutradara, yakni Acha Septriasa, Fajar Nugros, Fajar Bustomi, dan Piyu sendiri. Film yang diproduksi oleh Starvision, Upbeat Publishing dan Indie Picture ini dibintangi oleh Acha Septriasa, Rio Dewanto, Piyu, Fanny Fabriana, Kim Kurniawan, Eriska Rein, Martina Tesela, Giorgino Abraham, Pevita Pearce, Dimas Anggara, Gofar Hilman, Manohara Odelia, Joe P Project, dan lainnya.
ANINDYA LEGIA PUTRI
Berita Terpopuler
Risma Ternyata Pengemar Gundala Putra Petir
Dorce: Presiden Ada Wakilnya, Jojon Tak Ada
Diky Candra: Jojon Emoh Bicara Honor
Dewi Gontha, Kebanjiran dan Minum Susu Curian