TEMPO.CO, Kairo - Mesir mengambil sikap tegas terhadap Qatar dengan tidak mengirimkan kembali duta besarnya ke Negeri Teluk itu. Kebijaksaan ini menyusul kabar di tengah ketegangan antara negara-negara Teluk, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, yang menarik duta besarnya dari Doha, pekan ini.
"Duta besar Mesir untuk Doha, yang saat ini masih berada di Kairo sejak awal Februari 2014, tidak akan kembali ke Qatar. Ini merupakan keputusan politik Mesir, negeri yang berdaulat," tulis kantor berita Agence France-Presse mengutip pernyataan kabinet sebagaimana diturunkan beritanya oleh Al Arabiya, Jumat, 7 Maret 2014.
Negeri Piramid itu memanggil pulang dubesnya dari Qatar, Februari 2014, menyusul dukungan Negara Teluk itu terhadap gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dinyatakan oleh Kairo sebagai organisasi teroris menyusul tumbangnya Presiden Muhamad Mursi pada 3 Juli 2013. Menurut kantor berita Reuters, pernyataan penarikan dubes tersebut menambah ketegangan antara Mesir dan Qatar.
Pemerintah Mesir dalam pernyataannya menerangkan, Mesir berharap bahwa penarikan dubes tersebut akan menandai permulaan koreksi pemerintahan Qatar yang memiliki sikap bertentangan dengan "Sauda-saudara kami di Dewan Kerjasama Negara Teluk."
Qatar merupakan satu-satunya Negara Teluk yang memberikan dukungan terhadap Al-Ikhwan dalam tampuk kekuasaan di Mesir. Usai upaya pendongkelan Presiden Mursi, salah seorang pimpinan Al-Ikhwan, Mesir menerima bantuan miliaran dolar dari sejumlah Negara ArabTeluk, tetapi Qatar tak termasuk Qatar.
Arab Saudi berjanji akan menyediakan bantuan US$ 5 miliar (Rp 57,2 triliun), sedangkan Uni Emiat Arab menyiapkan US$ 3 miliar (Rp 34,3 triliun), adapun Kuwait menganggarkan US$ 4 miliar (Rp 45,8 triliun) dalam bentuk hibah dan produk minyak.
Meskipun telah mendapatkan dukungan keuangan dari sejumlah Negara Teluk, Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fattah el-Sisi, pada Kamis, 6 Maret 2014, mengatkan bahwa kondisi ekonomi negaranya suram.
AL ARABIYA | CHOIRUL