TEMPO.CO, Bangkok – Sekelompok pengunjuk rasa anti-pemerintah Thailand membentuk barikade di sejumlah kedutaan besar asing di ibu kota Bangkok sejak Kamis, 6 Maret 2014 kemarin. Aksi tersebut sebagai tuntutan kepada pemerintah untuk memperjelas situasi politik di negara gajah putih tersebut. (Baca:Demonstran Kepung Kantor Sementara Yingluck)
Seperti dilaporkan Xinhua, pengunjuk rasa yang juga dikenal sebagai Jaringan Mahasiswa dan Masyarakat untuk Reformasi Thailand ini mendatangi kedutaan Cina, Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang secara berturut-turut.
Menurut surat kabar Thailand berbahasa Inggris, kedatangan mereka ke sejumlah kedutaan besar tersebut guna mendesak pengunduran diri pemerintah. Mereka juga menuduh pemerintah di bawah pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra telah melakukan korupsi hingga menyebabkan kerugian yang sangat besar. (Baca: Yingluck Terkena Tuduhan Lembaga Antikorupsi).
Chalerm Yubamrung, wakil pemerintah pusat yang bertugas menjaga ketentraman dan ketertiban, telah menawarkan perundingan kepada Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstran antipemerintah Thailand. Namun, menurut Chalerm, Suthep tidak menginginkan ada perundingan apapun jika Perdana Menteri Yingluck Shinawatra tak mundur dari jabatannya.
Sementara itu, pengunjuk rasa terus melakukan aksinya. Mereka mengancam akan mendatangi kedutaan besar lainnya jika tuntutan mereka tak juga dipenuhi. Rencananya mereka mendatangi kedutaan Prancis, Rusia, dan Jerman, serta kantor-kantor berita asing lainnya.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Terpopuler
Gabung Rusia, Crimea Lakukan Referendum
Uni Eropa Bekukan Aset Presiden Ukraina
Jet Tempur NATO Hajar Serdadu Afganistan
Niger Usir Putra Qadhafi