TEMPO.CO , Kupang - Kekeringan yang melanda Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan petani di daerah itu mengalami gagal panen, gagal tanam bahkan terancam kelaparan karena stok makanan semakin menipis.
Bencana kekeringan ini melanda dua kecamatan Kualin dan Kolbano. Hasil pertanian petani seperti jagung dan padi mati mengering, sehingga gagal panen. Ande Benu, petani jagung di desa Toinekes mengaku hampir seluruh jagung yang ditanam petani disitu mati mengering. "Hampir seluruh jagung yang ditanam gagal panen, karena hujan sangat sedikit," katanya kepada wartawan, Jumat, 7 Maret 2014.
Dia mengatakan warga terpaksa membeli jagung di pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, karena lumbung padi warga telah habis dimakan akibat gagal panen ini. "Hanya tersisa benih jagung beberap ikat untuk musim tanam berikutnya," katanya.
Hal serupa dialami, Mika, petani sawah di daerah itu. ratusan hektare tanaman padi miliknya mengalami gagal tanam, karena curah hujan yang tidak menentu. Bahkan, benih padi yang telah ditebar tidak tumbuh dengan baik, karena pasokan air yang minim. "Benihnya sudah ditanam, tapi air kurang. Sudah satu bulan ini tidak hujan," katanya.
Hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah setempat untuk mengatasi bencana kekeringan ini. Pasalnya, Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Paul Mella baru dilantik, Kamis, 6 Maret 2014. "Belum ada bantuan dari pemerintah," katanya. Bupati Timor Tengah Selatan Paul Mella belum berhasil dihubungi wartawan.(Baca : Jakarta Kebanjiran, Daerah Ini Justru Kekeringan)
YOHANES SEO
Terpopuler
Diduga, Ade Sara Dibunuh dalam Perjalanan
Terduga Pembunuh Ade Sara Sepasang Kekasih
Teman-teman Ade Sara Angelina Penuhi RSCM