TEMPO.CO , Jakarta: Eks Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, mengakui keberadaan kakak iparnya, Susilo Bambang Yudhoyono, mau tak mau mempengaruhi kesuksesan karir militernya di Angkatan Darat.
"Wong dia presidennya," kata Pramono dalam wawancara khusus dengan Tempo, pekan lalu. "Maaf ya. Andai pada saat itu presidennya yang menang Bu Mega, bukan SBY, piye (bagaimana) aku?" Menurut dia, belum tentu karir militernya "moncer" jika presidennya bukan SBY. (Baca: Pramono Edhie: Siapa Jamin Saya Menang Konvensi?).
Meski kakaknya presiden, Pramono mengatakan karir militernya tak secepat seperti yang dibayangkan banyak orang. Menurut Pramono, dia melalui banyak tahapan hingga akhirnya bisa memimpin Angkatan Darat selama kurang lebih dua tahun. (Baca: Beda Pramono Edhie dengan Kandidat Capres Lain).
Misalnya, kata Pramono, dengan menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. "Saya kasih contoh. Pak Moeldoko (Panglima TNI Jenderal Moeldoko) berapa lama jadi KSAD? Lebih cepat dari saya? Kemudian jadi Panglima TNI. Terjawab ya? Saya bukan yang tercepat."
Selepas pensiun dari militer, Pramono pun mencoba peruntungan di bidang politik. Bersama 10 tokoh lainnya, ia bertarung dalam konvensi pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat. Meski menjadi ipar SBY, tak ada jaminan dia bisa memenangi konvensi.
"Siapa yang menjamin saya menang?"
PRIHANDOKO