TEMPO.CO, Malaka - Risiko besar mengintai petugas sosialisasi Pemilu 2014 yang bertugas di Papua Nugini. Demi menginformasikan penyelenggaraan pemilu ke warga negara Indonesia (WNI) di sana, petugas mempertaruhkan keselamatannya.
Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Vanimo, Castro Da Silva, mengatakan dalam menjangkau WNI yang ada di hutan dan pedalaman Papua Nugini, petugas waswas dengan keselamatan karena kadang juga harus masuk ke sarang Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Walau jumlah DPT kami hanya ratusan orang, kami tetap harus menjalankan amanah undang-undang untuk mensosialisasikan dan memfasilitasi semua WNI di Vanimo agar berpartisipasi dalam Pemilu 2014," kata Castro di sela-sela mengikuti bimbingan teknis pemilu di Holiday Inn Hotel, negara bagian Malaka, Malaysia, Sabtu, 8 Maret 2014. (Baca: KBRI Kuala Lumpur Siapkan Pengamanan Pemilu)
Sekretaris PPLN Vanimo, Allen Simarmata, menambahkan soal rawannya tempat sosialisasi pemilu yang menjadi tanggung jawab mereka. "Tak hanya beratnya medan atau ancaman keselamatan karena terkadang memasuki sarang OPM. Yang paling dekat dengan kami adalah ancaman malaria juga selalu membayangi," katanya. Dia mengusulkan perlunya asuransi atau tanda jasa bagi petugas pemilu di sana.
Ratusan WNI yang masuk daftar pemilih tetap PPLN Vanimo banyak tersebar di Kiungga, Western Province, PNG. Mereka rata-rata terkonsentrasi di beberapa perusahaan kayu milik perusahaan pengolahan kayu asal Malaysia. (Baca: Minggu, Caleg Aceh Gerak Jalan ke Simpang Mesra)
MASRUR (Malaka)
Terpopuler
Cemburu, Motif Sepasang Kekasih Bunuh Ade Sara
Terduga Pembunuh Ditangkap Saat Melayat Ade Sara
Anas: Ada Orang Istimewa di Lantai 9 Gedung KPK