TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penelitian Transportasi dan Logistik Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti, Suharto Abdul Majid, menyatakan ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab jatuhnya pesawat Malaysia Airlines.
"Tapi secara garis besar ada dua dugaan yang bisa saya sampaikan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 9 Maret 2014.
Pertama, faktor alam, yakni tekanan udara atau turbulensi mendadak. Namun ia mengatakan windshear mungkin bukanlah penyebab kecelakaan itu.
"Biasanya windshear ada di darat," kata Suharto.
Kedua, faktor teknis pesawat. Ia menuturkan ada sesuatu pada pesawat Boeing 777-200ER yang dioperasikan Malaysia Airlines itu sehingga hilang kontak dari pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC).
Suharto mengatakan, menurut informasi, cuaca di sekitar tempat jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 itu bagus. Jalur penerbangan Kuala Lumpur-Beijing pun, kata dia, merupakan jalur yang relatif aman. Ia menyebutkan belum pernah ada kecelakaan pesawat pada jalur itu sebelumnya.
Ia menuturkan Boeing 777-200ER adalah pesawat yang dilengkapi teknologi generasi terbaru. "Dirancang pada tingkat keamanan yang sangat optimal," ujar Suharto. Selain itu, ia menyatakan pesawat jenis ini hemat bahan bakar.
Pesawat Malaysia Airlines MH 370 hilang kontak di sekitar wilayah udara Vietnam pada Sabtu, 8 Maret 2014. Pesawat yang membawa 227 penumpang dan 12 awak itu diduga jatuh di Laut Cina Selatan. Tim penyelamat dari negara-negara terdekat dengan jalur penerbangan itu menjelajahi area tersebut untuk melakukan pencarian.
MARIA YUNIAR