TEMPO.CO, Jakarta - Melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional dalam upaya meningkatkan apresiasi terhadap musik nasional. Namun, bagi Netral, grup musik yang mengusung aliran rock alternatif, pembajakan dan sistem royaltilah yang harus dibenahi pemerintah untuk meningkatkan apresiasi terhadap musik nasional.
"Karena pemerintah yang mencetuskan Hari Musik Nasional, seharusnya pemerintah bisa lebih memberantas pembajakan karya seni para musisi Indonesia dan juga sistem royalti dari kepemilikan lagu. Saat ini musisi kita sedang dijajah oleh dua hal tersebut. Menohok rasanya," jelas Christopher Bollemeyer yang akrab disapa Coki, gitaris Netral, saat ditemui di Hard Rock Cafe, Jumat, 7 Maret 2014.
"Kalau perlu para musisi saat ini tidak usah membuat acara musik sama sekali. Agar masyarakat benar-benar menghargai musik sebagai sebuah karya yang di dalamnya melibatkan pencipta lagu dan para musisi," kata Eno, drummer Netral.
Bagi Netral, saat ini musik bisa dikatakan sebagai bagian dari kehidupan seseorang. Dalam kegiatan apa pun, pasti musik akan selalu ada. "Karena musik sangat berpengaruh, bisa membuat orang tidak stres, jadi kita harus benar-benar menghargai karya seni musisi Indonesia lainnya," kata Eno lagi.
ANINDYA LEGIA PUTRI
Berita Terpopuler
Syaharani :Perilaku Hafitd Bukan Menunjukkan Cinta
Pengalaman Cinta Laura di Oscar? Ini Kisahnya
Ayahanda Nikita Mirzani Meninggal Dunia
Netral Buka Konser Alter Bridge