TEMPO.CO, Batam - Komandan Gugus Keamanan Angkatan Laut Armada Barat (Guskamla Armabar) Laksamana Pertama Harjo Susmoro mengatakan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengirimkan pesawat Casa U-621 untuk membantu mencari keberadaan Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines yang hilang pada 8 Maret 2014.
"Pesawat dikirim dari Polonia, Medan," kata Harjo kepada wartawan di Markas Guskamla Armabar di Batam, Senin, 10 Maret 2014. Menurut Harjo, pemerintah Malaysia menghubungi TNI AL wilayah barat ketika diketahui bahwa Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines hilang. Sebagai negara sahabat dan tetangga, kata Harjo, Indonesia merasa perlu ambil bagian dalam pencarian lewat TNI AL.
Selain mengerahkan pesawat Casa U-621 untuk memantau dari udara, TNI AL juga mengirim KRI Sutanto, yang diberangkatkan dari pangkalan di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara.
Untuk mencapai lokasi yang diperkirakan menjadi tempat jatuhnya pesawat, kapal perang yang diperkuat 300 personel tersebut memerlukan waktu tempuh sepuluh jam dengan kecepatan 20 knot. Namun untuk masuk ke kawasan itu, TNI AL harus mendapat izin dari Angkatan Laut Malaysia.
Sejumlah kapal perang milik TNI AL lain yang sedang berpatroli rutin di perairan Indonesia juga siap dikerahkan sewaktu-waktu untuk membantu pencarian pesawat itu. Pesawat yang mengangkut 239 penumpang itu diperkirakan jatuh di titik 280 derajat dari Pulau Penang, Malaysia. Badan pesawat diduga berada dalam radius perairan 90 x 120 mil laut.
Namun, diakui oleh Harjo, hingga saat ini belum ada tanda-tanda ditemukannya bangkai pesawat nahas itu. "Laporan pukul 10.00 WIB, belum ada tanda-tandanya," ujarnya. Harjo menjelaskan, badan pesawat yang jatuh ke laut belum tentu tetap berada di lokasi tempatanya jatuh karena bisa saja hanyut terbawa arus saat ketinggian gelombang mencapai satu-dua meter.
RUMBADI DALLE