TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan 5,4 skala Richter yang terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, kemarin ternyata memicu hujan abu vulkanis Gunung Merapi pada Senin, 10 Maret 2014.
"Abunya tipis. Ada kemungkinan gempa tektonik di Malang itu mengguncang perut Merapi sehingga melakukan pelepasan gas vulkanis,” kata Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 1 Maret 2014.
Gunung Merapi kembali memuntahkan abu vulkanis ke arah barat daya melalui letusan vreatik, Senin pagi, 10 Maret 2014. Lantaran tiupan angin, hujan abu pun jatuh di wilayah timur, seperti Desa Sidorejo dan Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, dan agak ke barat di wilayah Kepuharjo, Sleman, atau sejauh 6-7 kilometer dari puncak.
Gejala aktivitas Merapi berupa embusan asap terjadi mulai pukul 06.54 WIB. Embusan asap itu kian membesar hingga puncaknya pukul 07.00 WIB dengan ketinggian kolong asap 1 kilometer dari puncak. Subandriyo mengatakan peristiwa tersebut bisa kembali berulang. (Baca: Gunung Merapi Embuskan Asap Setinggi 1,5 Kilometer).
Sebelumnya, letusan vratik Merapi pernah terjadi pada 18 November 2013. Letusan itu muncul karena kombinasi gempa tektonik dan curah hujan tinggi. Kali ini, pengaruh hujan tidak terlalu besar. “Status Merapi tetap normal. Tidak ada peningkatan gejala aktivitas vulkanis,” kata Subandriyo.
Letusan vreatik tersebut, ujar Subandriyo, memang beberapa kali terjadi sejak erupsi Merapi pada 2010. Letusan itu lantaran magma Merapi kaya kandungan gas, terutama karbondiosida.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
5 Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan
Ayah Ade Sara Ingin Hafitd dan Assyifa Dihukum
Ada 'Eks Tim Sukses Jokowi' Bermain di Busway Karatan?