TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi menyatakan hilangnya pesawat Malaysia Airlines tidak sepenuhnya mirip dengan yang dialami Adam Air pada 2007. "Waktu Adam Air jatuh, bisa ditemukan karena sinyalnya masih bisa tertangkap," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 9 Maret 2014.
Ia mempertanyakan alat komunikasi pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 yang diduga jatuh di Laut Cina Selatan itu. "Ini mengapa alat komunikasinya tidak bisa berfungsi, harus diselidiki," kata Tatang. (Baca juga: Kecelakaan Pesawat Malaysia Airlines Mirip Adam Air)
Menurut Tatang, ada dua hal yang harus diselidiki. Pertama, kemungkinan ihwal tidak berfungsinya alat komunikasi pesawat. Kedua, penyebab pilot tidak memanfaatkan alat komunikasi. Ia menilai faktor cuaca bukanlah penyebab kecelakaan. "Saya lihat dari situs Amerika, cuaca saat itu di lokasi bagus," ucap Tatang.
Dia mengungkapkan pesawat itu seharusnya bisa memancarkan sinyal darurat saat jatuh baik di darat maupun laut. Tatang menjelaskan, jika alat pemancar sinyal tersebut berfungsi, seharusnya sinyal masih bisa ditangkap meski sudah berada di dalam laut. "Masalahnya, apakah kapal pencari yang dikirim itu dilengkapi alat pencari sonar," kata Tatang.
Pesawat Malaysia Airlines jenis Boeing 777-200ER hilang kontak di wilayah udara Vietnam pada Sabtu, 8 Maret 2014. Pesawat yang membawa 227 penumpang dan 12 awak itu diduga jatuh di Laut Cina Selatan. Tim penyelamat dari negara-negara terdekat dengan jalur penerbangan itu menjelajahi area tersebut untuk melakukan pencarian.
MARIA YUNIAR
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
Paspor Palsu Menambah Misteri Malaysia Airlines
Ada Jejak Avtur di Jalur Pesawat Malaysia Airlines
Kecelakaan Pesawat Malaysia Airlines Mirip Adam Air
Alasan Penumpang Ini Naik Malaysia Airlines
Kisah Hilangnya Paspor 'Penumpang' Malaysia Airlines