TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Penyebab kecelakaan pesawat Malaysia Airlines sampai sekarang masih misteri. Menurut Kepala Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman, Senin, 10 Maret 2014, petugas terus mengumpulkan berbagai fakta dan informasi.
Pesawat penumpang dengan nomor penerbangan MH-370 hilang kontak dengan menara pengawas setelah 40 menit meninggalkan landasan pacu di Kuala Lumpur, Sabtu, 8 Maret 2014. "Kami kehilangan kontak dengan pesawat setelah 40 menit lepas landas," ujar Rahman. (Baca: Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan).
Kendaraan udara pembawa 227 penumpang dan 12 awak itu sedianya terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Cina, melintasi laut antara Malaysia dan Vietnam. Namun saat Boeing 777 itu berada di atas langit dengan ketinggian 35 ribu kaki atau lebih dari 10 ribu meter, tiba-tiba tidak muncul di layar monitor pengawas. "Padahal saat itu cuaca bagus, tidak ada indikasi kerusakan, dan panggilan darurat," ujar Rahman.
"Ada banyak teori yang ditulis oleh media massa, termasuk pendapat para ahli. Kami masih mengumpulkan seluruh informasi itu." Dia mengatakan, "Untuk menyimpulan apa yang sesungguhnya terjadi, kami butuh bukti konkret, mengumpulkan bagian-bagian pesawat untuk dianalisis dan studi forensik," tuturnya. (Baca: Istri Penumpang Malaysia Airlines Yakin Suaminya Selamat).
Menurut Rahman, pemerintah tidak mengabaikan spekulasi soal kemungkinan pembajakan pesawat, tapi juga memperhatian setiap kemungkinan. "Lihatlah, untuk mengungkapkan penyebab kecelakaan Air France pada 2009, butuh waktu dua tahun." (Baca: Pilot Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Hobi Simulasi).
GUARDIAN | CHOIRUL