TEMPO.COTripoli – Perdana Menteri Libya Ali Zeidan mengancam mengebom sebuah kapal berbendera Korea Utara yang memasuki pelabuhan minyak yang dikuasai pemberontak Libya pada Sabtu malam lalu, 8 Maret 2014.
Zeidan, seperti dilaporkan Reuters, mengatakan, jika tidak mengikuti perintah, kapal akan dibom dan hal ini berisiko menyebabkan bencana lingkungan.
Kapal tersebut diketahui memasuki wilayah Libya dengan memaksa para buruh yang setia untuk membantu mereka berlabuh di pelabuhan As Sidra di kawasan yang dikuasai pemberontak. Rupanya, pemberontak Libya berusaha menjual minyak ke pasar dunia dengan bantuan kapal Morning Glory ini.
Sebelumnya, kata Zeidan, kapten kapal sudah diperingatkan melalui telepon untuk meninggalkan wilayah tersebut karena sudah terjadi pelanggaran hukum internasional. Namun kapal tersebut justru tetap mengangkut minyak dan akhirnya perlahan meninggalkan Libya.
Pemerintah Libya tak tinggal diam. Pasukan militer dan pejuang milisi yang setia telah mengepung kapal ini. “Jika kapal meninggalkan Libya, perang tak terelakkan,” kata Menteri Kebudayaan Libya Al Habib al Amin kepada Guardian.
Namun pemberonyak Libya tak gentar. Mereka malah balik mengancam. Jika kapal ini dihentikan atau diserang, itu pertanda untuk “memulai perang”.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS | GUARDIAN
Terpopuler
Pilot Boeing Sempat Kontak Pilot Malaysia Airlines
Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan
Istri Penumpang Malaysia Airlines Yakin Suaminya Selamat