TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan peningkatan aktivitas Gunung Slamet ditandai dengan meningkatnya jumlah gempa embusan serta tebal asap embusan yang semakin tinggi. Pemantauan visual gunung api itu pada 1-7 Maret 2014 mendapati asap putih tipis-tebal setinggi 25-600 meter dari puncak, lalu pada 8-10 Maret 2014 pengamatan visual mendapati ketinggian asap 25-1.000 meter dari puncak.
Rekaman aktivitas kegempaan gunung api itu juga mengalami peningkatan. Pada rentang 1-7 Maret 2014 terekam 1.209 kali gempa embusan, empat kali gempa vulkanis dangkal, serta satu kali gempa vulkanis dalam. Lalu, pada 8-10 Maret 2014 hingga pukul 1 siang, terekam 441 kali gempa embusan serta sembilan kali gempa vulkanis dangkal. (Baca: Gunung Slamet Waspada, Hujan Abu Mulai Turun)
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, mengatakan pemicu naiknya aktivitas Gunung Slamet yang asalnya berstatus normal itu diakibatkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan gunung api tersebut. "Rekomendasi agar masyarakat/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah Gunung Slamet," katanya, Senin, 10 Maret 2014.
AHMAD FIKRI
Terpopuler
5 Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Pilot Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Hobi Simulasi
Kata Jokowi Soal Eks Tim Suksesnya di Proyek Busway