TEMPO.CO, Jakarta -Bagaimana peran Partai Demokrat dalam pemerintahan setelah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak lagi di pemerintahan? Semua memang tergantung pada hasil pemilu legislatif 2014 mendatang.
“ Mari dilihat setelah 9 April saja,” kata SBY di sela jamuan makan malam yang digelar pengusaha Chairul Tanjung di kantornya Senin 10 Maret 2014. Hadir di acara itu, puluhan Pemimpin Redaksi dari media cetak dan elektronik, juga belasan wartawan senior. Acara itu, menurut Chairul Tanjung, digelar untuk SBY secara pribadi, bukan sebagai Kepala Negara..(baca:Di Kantor Chairul Tanjung, SBY Curhat Masalah Suksesi)
Menurut SBY, jika usai pemilu legislatif nanti, suara Demokrat memungkinkan diajak koalisi oleh presiden baru, maka Partai Demokrat akan ikut. Namun jika tak ada yang mengajak, apa boleh buat, kata SBY, Demokrat akan memilih jadi oposisi. “ Kami akan jadi oposisi. Saya kan sudah makan asam garam 9 tahun menghadapi kelompok yang merasa oposisi.” kata SBY.(baca:Curhat SBY: Koalisi Kadang Makan Hati)
Karenanya, SBY mengaku punya amunisi dan pengalaman memimpin era politik yang gaduh. Apa saja yang dirintis pemerintahannya selalu dianggap salah dan ditentang.(baca: SBY: Belum Ada Satu pun Capres yang Aman)
SBY menjamin, kalau toh pilihannya harus beroposisi, ia akan menjamin segala sesuatunya konstruktif. “ Tak ada yang akan waton suloyo” ujarnya. Kalau kebijakannya disukai rakyat ya harus didukung.
WMU | AW
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler
5 Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan
Sejoli Bersaing Siksa Ade Sara