TEMPO, Bojonegoro - Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dinobatkan sebagai juara nasional dalam soal pengelolaan dan penanggulangan bencana. Bojonegoro meraih penghargaan tertinggi dalam tiga bidang sekaligus, yakni bidang pascabencana, logistik dan peralatan, serta perencanaan, keuangan, dan kelembagaan.
“Menjadi juara nasional pengelolaan dan penanggulangan bencana adalah sesuatu yang berharga. Apalagi daerah Bojonegoro selama ini lebih dikenal sebagai kawasan rentan banjir dan banjir bandang. Tetapi itu semua bisa kita tekan,” ujar Bupati Bojonegoro Suyoto dalam keterangan yang diterima Tempo, Selasa, 11 Maret 2014.
Penghargaan disampaikan dalam rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana, Selasa, 11 Maret 2014, di Jakarta. Rapat ini dihadiri Sekretaris Kabupaten Bojonegoro Suhadi Mulyono, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro Amir Sahid, dan sejumlah pejabat pemerintah Bojonegoro.
Bojonegoro mempunyai 28 kecamatan dan 430 desa/kelurahan. Lima belas kecamatan di Bojonegoro dilalui Sungai Bengawan Solo, yang membentang sekitar 90 kilometer di kabupaten tersebut. Kecamatan itu yakni Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Purwosari, Malo, Kalitidu, Trucuk, Dander, Kecamatan Kota, Kapas, Kanor, Balen, Sumberejo, dan Baureno.
“Daerah itu rawan banjir,” ujar Sekretaris BPBD Bojonegoro Budi Mulyono kepada Tempo kemarin. Dia menyebutkan beberapa daerah di Bojonegoro juga rawan angin puting beliung.
Tahun ini BPBD Bojonegoro memiliki empat lokasi pengungsian. Pengungsian itu berada di Kecamatan Kota, Trucuk, Kalitidu, dan Padangan, yang masing-masing bisa menampung sedikitnya 1.500 pengungsi. Selain itu, 21 perahu karet tersebar di pelbagai instansi pemerintah, polisi dan TNI AD.
SUJATMIKO