TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pemilihan Umum, Sigit Pamungkas, mengatakan Kementerian Keuangan menyetujui alokasi dana untuk honorarium satuan perlindungan masyarakat (Satlinmas) dan tambahan pembuatan tempat pemungutan suara. Total dana yang dicairkan Kementerian Keuangan Rp 1,7 triliun.
"Dari jumlah itu, Rp 1,3 triliun untuk honorarium Satlinmas dan Rp 409 miliar untuk tambahan pembuatan TPS," kata Sigit di Kantor KPU pada Senin, 10 Maret 2014. Honorarium Satlinmas, kata Sigit, termasuk biaya untuk rekruitmen dan biaya konsumsi.
Pengajuan dana Satlinmas awalnya diajukan Rp 350 ribu per orang. Namun, honorarium yang diketok oleh Kementerian Keuangan menjadi Rp 250 ribu. Akan ada dua tenaga Satlinmas di masing-masing TPS. Perubahan yang berpatokan pada Standar Biaya Umum Kementerian Keuangan ini menjadikan total dana yang dikucurkan ke KPU menjadi Rp 1,3 triliun dari Rp 1,7 triliun yang diajukan.
Sebelumnya, dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara tahun 2014, alokasi untuk pemilu dipatok sebesar Rp 14,4 triliun. Pagu tersebut tidak mengalokasikan dana bagi honorarium petugas linmas. Dengan dua petugas linmas disiagakan pada 545.729 TPS, maka akan ada setidaknya 1.091.458 petugas linmas untuk mengamankan TPS seluruh Indonesia.
Sigit membantah jika pengalokasian dana linmas juga untuk anggota KPU di daerah. "Tidak ada pengalokasian untuk komisioner."
Sedangkan Rp 409 miliar untuk pembuatan TPS diperlukan karena awalnya ada efisiensi dari Kementerian Keuangan terhadap penganggaran TPS di Pemilu 2014. Pada Pemilu 2009 anggaran per TPS dialokasikan Rp 750 ribu tiap satuannya.
Namun, pada Pemilu 2014 ini anggaran per-TPS yang tadinya Rp 1 juta direvisi menjadi Rp 500 ribu. "Maka KPU mengajukan tambahan Rp 250 ribu per TPS agar setidaknya anggaran TPS sama dengan Pemilu 2009."
Total Rp 409 miliar tersebut, kata dia, dialokasikan untuk tiga kali pemilihan umum. Pertama, untuk pemilu legislatif dan untuk dua putaran pemilu presiden.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Terpopuler
Curhat SBY: Koalisi Kadang Makan Hati
Terungkap, 'Penumpang Gelap' Malaysia Airlines
Polisi Belum Minta Keterangan Orang Tua Ade Sara