TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pemilihan Umum, Arief Budiman, mengatakan lembaganya belum menerima laporan tertulis soal surat suara yang tercoblos. "Belum ada laporan tertulis yang saya terima," katanya kepada Tempo lewat pesan pendek, Selasa, 11 Maret 2014.
Sebelumnya, Biro Logistik Komisi Pemilihan Umum dan PT Temprint menyelidiki isu surat suara tercoblos. "Bukan tercoblos, tapi cacat. Itu cuma selembar," ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Biro Logistik KPU Susila Herry Prabowo kepada Tempo, Selasa, 11 Maret 2014.
Penyelidikan itu juga melibatkan KPU setempat. KPU, kata Herry, hingga saat ini masih menunggu penelisikan bawahannya di lapangan. "Enggak ada fotonya. Saya sudah minta ke KPU kabupaten/kota, tapi belum ada fotonya," ujarnya. (Baca: KPU Yakin Surat Suara Beres Seratus Persen).
Tercoblosnya surat suara ini sebelumnya diungkap oleh Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FMPPI). Ada sejumlah indikasi yang ditemukan terkait dengan kerusakan itu. Kerusakan yang umum ditemui adalah kertas tersobek atau tinta merembes sehingga mengotori surat suara.
Arief Budiman mengeluarkan pernyataan yang sama dengan informasi FMPPI. Ia mengaku menerima laporan ihwal surat suara pemilu yang tercoblos. Sebagian surat suara itu rencananya didistribusikan ke Jakarta dan beberapa provinsi lain di Jawa. (Baca: Ratusan Surat Suara 'Tercoblos' di Jember).
Vita Helia Desy, juru bicara konsorsium PT Temprint yang mendapat jatah tender cetak surat suara di DKI Jakarta, membenarkan kabar ini. "Kami sudah mendengar itu dua hari lalu dan langsung berkoordinasi dengan anggota konsorsium dan Biro Logistik KPU," katanya.
Temprint, menurut Vita, juga sudah mencari informasi hingga ke anggota konsorsium yang mencetak, PT Gelora Aksara Pratama. "Tapi mereka bilang, tidak ada yang tercoblos," katanya. (Baca: KPU Klaim Surat Suara Sudah Dicetak 100 Persen).
FEBRIANA FIRDAUS